Laku di Pasar Internasional, Ekspor Perdana ke Filipina

Ilustrasi

Produksi bioethanol dari pabrik pengolahan di Jawa Timur mulai dibidik pasar internasional. Melalui anak usaha PT Perkebunan Nusantara X,  awal Juli lalu, bioetanol produksi PT Energi Agro Nusantara, melakukan ekspor perdana ke Filipina. Selanjutnya, kerjasama ekspor dengan sejumlah pihak lain di luar negeri, di antaranya dari Korea Selatan, Taiwan, dan Belanda. Selain itu beberapa perusahaan asing sudah menyatakan minat terhadap produk bioetanol ini.

Filipina saat ini menjadi salah satu pasar yang prospektif, sebab negara ini sedang gencar mencanangkan mandatory blending BBM E 10 atau kewajiban pencampuran 10% bioetanol dalam bahan bakar kendaraan. Untuk keperluan itulah Filipina mengimpor bioetanol.
Peluang memasok pasar Filipina makin besar karena Thailand akan mengurangi ekspor bioetanolnya. Thailand akan memakai sendiri produk ini untuk kepentingan dalam negeri akibat peningkatan mandatory blending dari E10 menjadi E20.

Bioetanol yang produksi di pabrik Mojokerto mempunyai desain kapasitas produksi sebesar 30.000 kiloliter per tahun. Bioetanol dihasilkan dari pengolahan terhadap hasil samping industri gula atau yang biasa disebut sebagai tetes tebu. Bahan baku yang dibutuhkan oleh pabrik itu adalah 120.000 ton molasses (tetes tebu).

Ke depan permintaan bioetanol akan semakin meningkat seiring besarnya kebutuhan bahan bakar nabati untuk energi. Bioetanol yang digunakan sebagai campuran bahan bakar kendaraan akan menjadi primadona seiring makin menipisnya cadangan bahan bakar berbasis minyak bumi. Kecenderungan menurunnya kemampuan realisasi produks minyak bumi Indonesia dan meningkatnya tingkat konsumsi bahan bakar merupakan alasan yang kuat untuk mengembangkan potensi bahan bakar nabati. (*/kmf)