Holtikultura Terseok-seok Digempur Produk Impor

Buah ceplukan potensi mahal dunia.

Ilustrasi

Buah Ceplukan pun Menjadi Sangat Bernilai. Semua komoditas holtikultura itu berprospek. Dari sesuatu yang tidak berharga bisa dibuat menjadi berharga.

Bukan berfokus pada komoditasnya, tetapi pada varietasnya. Ketika  mau ekspor ada supply- nya. Bahkan buah ciplukan yang tadinya kurang bernilai, begitu kita muliakan menjadi bernilai. Paling mahal di dunia sekarang. Bisa buat obat jantung dan menghaluskan kulit.

Sektor holtikultura ambruk digempur produk impor.  Kebijakan yang tak pro petani juga menyumbang komoditas ini terseok-seok.  Pemerintah tak paham bersinergi dengan petani untuk membangun supply and demand serta meningkatkan mutu produk holtikultura.

Produk holtikultura, varietasnya sangat beraneka ragam di pasar. Itu berasal dari produk impor dan lokal. Dengan adanya peningkatan ekonomi, yang dikehendaki adalah kenaikan standar mutu, service dan supply. Untuk ketiga keriteria itu Indonesia belum punya.

Untuk mengembangkan produk holtikultura itu tidak mudah. Produk  holtikultura itu satuan lahannya kecil, tapi ongkos produksinya besar. Orang di luar pelaku holtikultura memandangnya seperti itu. Ada kapitalis, menggunakan teknologi canggih dan uang besar.

Keadaan seperti ini membuat kondisi ekonomi biaya tinggi. Banyak sekali sumbangan dan pungutan liar. Polisi, aparat, termasuk premanisme datang ke lokasi usaha. Kita di Indonesia direpotkan oleh itu, 60% kendala usaha adalah non-teknis.

Dari kendala yang ada seharusnya pemerintah melindungi nasib para petani. Permasalahannya, ‘pemerintahnya itu siapa?’. Untuk tingkat daerah saja, dinas terkait juga tidak paham masalah yang sebenarnya dihadapi petani.

Semua komoditas holtikultura itu berprospek. Dari sesuatu yang tidak berharga bisa dibuat menjadi berharga. Bukan berfokus pada komoditasnya, tetapi pada varietasnya. Ketika  mau ekspor ada supply- nya. Bahkan buah ciplukan yang tadinya kurang bernilai, begitu kita muliakan menjadi bernilai. Paling mahal di dunia sekarang. Bisa buat obat jantung dan menghaluskan kulit.

Sekarang ini saatnya mengadakan gerakan gerilya untuk holtikultura. Antar petani diedukasi, agar menjadi petani yang mandiri tanpa campur tangan pemerintah. Dengan cara gerilya ini hanya sedikit campur tangan pemerintah. Bahkan menolak campur tangan pemerintah. Dengan ini meyakinkan diri untuk tidak minta bantuan pemerintah dan memaksimalkan potensi yang ada.

Caranya, menaikkan kualitas produk, sehingga menjadi petani yang maju dan mengerti dirinya sendiri. Petani harus lebih berhati-hati dengan usaha taninya. Misalnya dengan lebih teliti dalam pencatatan keuangan usaha. (Disarikan dari Wawancara Gun Soetopo, Sekjen Dewan Holtikultura)

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim