Inflasi 0,01 Persen Perekonomian Jawa Timur Tidak Tertanggu. Andil terbesar terjadinya inflasi di Jawa Timur adalah naiknya ongkos angkutan udara, naiknya harga telur ayam ras, minyak goreng, daging ayam ras, pizza, sate, rokok kretek filter, batu bata, nangka muda dan tarif rumah sakit.
Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur merilis, pada April 2014 Provinsi Jawa Timur mengalami inflasi 0,01 persen. Angka tersebut sedikit lebih tinggi dari nasional yang mengalami deflasi 0,02 persen. Meskipun begitu, kondisi itu menunjukkan bahwa perekonomian Jawa Timur tidak sampai terganggu oleh Pemilu Legislatif yang saat itu sedang berlangsung.
Menurut BPS, dari 8 kota Indesk Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur, dua kota mengalami Inflasi. Masing-masing di Surabaya 0,17 persen dan Jember sebesar 0,01 persen. Sedangkan enam kota deflasi yakni di Sumenep 0,59 persen, diikuti oleh Madiun 0,33 persen, Banyuwangi 0,25 persen, Kediri 0,23 persen, Probolinggo 0,14 persen, dan deflasi terendah terjadi di Malang 0,13 persen.
Dari tujuh kelompok pengeluaran, lima kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok kesehatan 0,86 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,78 persen. Kemudian kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan 0,42 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,40 persen, dan kelompok perumahan 0,28 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan harga/deflasi adalah kelompok bahan makanan 1,48 persen dan kelompok sandang 0,37 persen.
Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi adalah naiknya ongkos angkutan udara dan naiknya harga telur ayam ras, minyak goreng, daging ayam ras, pizza, sate, rokok kretek filter, batu bata/batu tela, nangka muda dan tarif rumah sakit.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi adalah turunnya harga beras, cabai rawit, cabai merah, emas perhiasan, bawang merah, bawang putih, tomat sayur, buah melon, buah semangka, dan ikan kembung rebus.
Dari 6 ibukota provinsi di Pulau Jawa, empat kota mengalami inflasi dan dua kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Surabaya 0,17 persen, diikuti Yogyakarta 0,07 persen, Bandung 0,05 persen, dan inflasi terendah terjadi di Jakarta 0,04 persen. Sedangkan kota yang deflasi tertinggi terjadi di Serang 0,34 persen, dan deflasi terendah terjadi di Semarang 0,04 persen.
Dari 82 kota IHK nasional 43 kota mengalami inflasi dan 39 kota mengalami deflasi, 5 kota yang mengalami inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang 1,57 persen. Kemudian Maumere 0,99 persen, Ambon 0,92 persen, Gorontalo 0,89 persen dan Balikpapan 0,79 persen. Sedangkan 5 kota yang mengalami deflasi tertinggi terjadi di Jayapura 1,79 persen, diikuti Tanjung Pinang 0,87 persen, Metro 0,82 persen, Bekasi 0,80 persen dan Pematang Siantar 0,66 persen.
Sementara laju inflasi tahun kalender mulai Desember 2013-April 2014Jawa Timur mencapai 1,59 persen sedangkan laju inflasi year on year dari April 2014 terhadap April 2013 Jawa Timur sebesar 6,75 persen. (*/kmf)