Bandar Udara Perintis Pulau Bawean

Program unggulan Jatim

Target Pembangunan Sudah 100 Persen, Juni 2014 Beroperasi

Over capacity saat ini sedang melanda banyak bandar udara di Indonesia. Penyebab over capacity itu adalah melonjaknya penumpang yang mencapai 30 persen per tahun. Dari sisi kapasitas, over capacity tersebut dimungkinkan dari tidak mengikutinya bandar udara-bandar udara yang bersangkutan terhadap pertumbuhan industri penerbangan.

Fenomena ini cukup berbanding terbalik dengan banyaknya bandar udara jenis perintis yang kondisinya jauh dari target kapasitas. Persoalan bandar udara perintis boleh jadi menjadi salah satu problem mendesak yang dihadapi Indonesia, bahkan pemerintah daerah setempat yang memiliki bandar udara perintis.

Untuk mengatasi fenomena ini tentu bukan persoalan mudah. Sangat diperlukan diskusi mendalam guna mengenali tantangan, peluang, dan bahkan mencari solusi yang dapat diterapkan terkait fenomena tersebut.

Sebagai data umum, di Indonesia saat ini beroperasi 22 maskapai penerbangan komersil dan 35 maskapai yang mengoperasikan pesawat charter. Total maskapai tersebut melayani sekitar 400 penerbangan rute domestik dan internasional dan menghubungkan 121 kota di Indonesia dan 21 negara.

Jawa Timur saat ini memiliki tujuh bandara udara. Ketujuh bandara udara itu masing-masing, Juanda di Surabaya, Abdurrahman Saleh  di Malang, Iswahyudi di Madiun, Notohadinegoro di Jember, Blimbingsari di Banyuwangi, lapangan terbang perintis Trunojoyo di Sumenep dan Tanjung Ori di Pulau Bawean Gresik yang menurut rencana akan diberi nama Usman Harun.

Guna mendukung program unggulan Gubernur, bandar udara-bandar udara perintis di Jawa Timur kini sedang dikebut untuk dikembangkan. Utamanya bandar udara perintis di Pulau Bawean. Lapangan terbang di Tanjung Ori ini benar-benar dikebut mengingat masyarakat Bawean sangat terkendala terkait trasportasi. Bawean terisolasi karena jalur transportasi hanya mengandalkan jalur laut yang acapkali terhalang ombak Laut Jawa yang mencapai 7 meter.

Sejauh data terakhir yang berhasil dihimpun, lapangan terbang perintis di Pulau Bawean, baru siap dioperasikan pada Juni 2014. Sebenarnya pembangunan sudah mencapai tahapan 100 persen, termasuk pembangunan lanjutan run way atau landasan pacu sepanjang 900 meter. Seluruh kebutuhan pengoperasian lapangan terbang juga sudah tersedia. Namun secara institusi Pemkab Gresik masih menunggu Pemprov Jatim serta Pemerintah Pusat, dalam hal ini adalah Dirjen Perhubungan, terkait kesiapan-kesiapan teknis beroperasinya sebuah bandar udara.

Sebelumnya, proses pengoperasian lapangan terbang terkendala dengan pembebasan lahan tiga petak, serta penempatan 22 orang yang belum memiliki lokasi lain di luar lapangan terbang. Namun, masalah itu kini sudah diselesaikan oleh Pemkab Gresik dengan bekerja sama Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Gresik.

Dengan kesiapan oyang sudah ada sekarang, sejumlah maskapai menawarkan diri untuk melayani rute menuju Pulau Bawean, salah satunya adalah Lion Air dengan kapasitas 80 tempat duduk. Selain Lion Air, ada beberapa maskapai yang siap melayani rute Bawean yang memilik total landas pacu sepanjang 1.200 meter.

Harapan besar cukup tertumpu pada beroperasinya lapangan terbang yang berada di Desa Tanjungori, Kecamatan Tambak ini. Masyarakat Bawean yang selama ini sangat terkendala cuaca bila menggunakan transportasi kapal laut akan segera terentas dari problem utamanya. (idi/bbs)

7 Komentar Pembaca

  1. Walaupun bawean hanya pulau kecil, tapi saya mendukung pembangunan bandara di pulau Bawean agar masyarakat bawean tidak terisolir saat cuaca buruk melanda laut utara jawa timur.

  2. betapa disayangkan lapter bawean ditunda tunda oprasinya, walau p.bawean kecil tp penduduk bawean dan generasi yg ada diluar negri sangat menunggu nunggu lapter bawean cepat ber,oprasi.
    dan sy yakin pemerintah g bakalan rugi dg adanya lapter cepat dioprasikan

  3. Aww, semoga saja Kali ini rencana akan mulai di fungsikannya Laptrer Bawean pada juni ini tidak ada kendala apapun yg berarti mengingat Sudah beberapa Kali di tunda,Dan kalau boleh kami mohon info :routenya dari mana? Soalnya pernah ada kabar Sumenep-Bawean/hal yg perlu dikaji lebih teliti lagi tentunya,ttg nama kami usulkan apa tidak tidak sebaiknya dikasih nama:Zainab Air Port(Pelabuhan Udara Zainab) karena seperti semua kita mafhum beliau sangat berjasa terutama untuk Bawean d/p nama usman harun yg tidak ada hubungan secara langsung untuk untuk kepentingan bawean? Mohon pertimbangkan,terimakasih

  4. Dimana ada Bandara tentu ada BMKG, karena BMKG sebagai penunjang keselamatan penerbangan,sudahkan peralatan BMG terpasang di Bandara perintis Bawean ( minimal ada koordinasi dg BMKG pusat)

  5. sekarang sudah bulan juni, kapan sebenarnya lapter bawean akan di fungsikan?? mohon informasinya..trm ksh

  6. Apa alasan pemerinta, mengapa sampek molor begini lapter di bawean, apa kurang dana, kurang apa, kasih penjelasan ke masayarakat gak ada , pemerinta harap di jelaskn.

  7. apa caen bean lah yg penting engkok heppy

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim