Ilustrasi
Jawa Timur kerap menjadi tumpuan produksi padi nasional. Saat ini, Jatim menyumbang 43 persen dari 2,5 juta cadangan beras nasional atau dengan kontribusi satu juta ton beras. Guna meningkatkan produksi padi di 2014, Jatim kini bersiap menggelontorkan bantuan hibah sarana prasarana pertanian senilai Rp107 miliar.
Bantuan diberikan untuk sarana dan prasarana pertanian bagi gabungan kelompok tani. Adapun bantuan tersebut digunakan untuk pembelian alat bantu pertanian, berupa traktor, perontok padi, mesin tanam, mesin pembuat susu kedelai dan berbagai bantuan lain.
Kepala Dinas Pertanian Jatim Wibowo Eko Putro, mengatakan, alat itu diberikan kepada kelompok tani, jadi satu traktor tangan bisa digunakan untuk 25 hektare lahan per kelompok. Penambahan fasilitas itu diharapkannya mampu meningkatkan daya saing dan efisiensi petani, terlebih tenaga kerja di sektor ini semakin sulit dicari sehingga perlu intensifikasi di lahan.
Adapun produksi gabah di Jatim tahun ini diprediksi 12,14 juta ton gabah kering giling. Jumlah itu setara dengan 7,9 ton beras. Setelah dikurangi konsumsi domestik maka ada surplus 4-5 juta ton beras.
Guna memperbesar kontribusi terhadap beras nasional, ditargetkan ada 220.000 hektare lahan bisa diintensifikasi pada 2014, sehingga tahun depan luasan sawah produksi padi 64.900 hektare. Intensifikasi bisa dilakukan dengan penambahan jaringan irigasi teknis ikutan dari pembangunan Bendungan Sembayat Bojonegoro maupun bendungan di Lamongan dan daerah lain.
Investasi saluran irigasi teknis akibat sejumlah bendungan beroperasi memerlukan Rp 1,8 triliun. Kebutuhan dana itu sedang dikoordinasikan dengan pemerintah pusat maupun kabupaten/kota. (*/idi)
107 miliar itu membaginya bagaimana ? Alokasinya di kabupaten kota mana saja ? Terima kasih.
Semoga petani jatim bisa bersaing di dunia internasional mengingat agrifood system yang berpotensi menghambat ekspor Indonesia dengan hambatan non tarif yang perlu dipikirkan bersama penyelesaiannya Amin