Foto: ANTARA
PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII Wilayah III pada tahun ini menargetkan kontribusi tanaman semusim Rp30 miliar atau 64% dari total pendapatan.
Manajer Bidang Akuntansi Keuangan dan Umum PTPN XII Wilayah III Roefianto mengatakan pada tahun lalu kontribusi tanaman semusim ke pendapatan hanya 41%. Menurutnya, tanaman semusim yang ditanam a.l pisang emas, pisang Taiwan,tebu, sawi, dan tebu serta ubu jalar.
“Untuk pisang taiwan pasarnya terutama untuk memenuhi kebutuhan ekspor ke China,” katanya, Senin (21/1/2013).
Dia menjelaskan keuntungan per hektare tanaman yang ditanam selama setahun itu mencapai Rp10,4 juta. Rencananya, luas lahan yang akan ditanami 1.157 hektare dengan yang sudah tertanam 515 hektare.
Adapun kebun yang menanam pohon pisang varieties itu seperti a.l kebun Tretes Kab. Ngawi, Rangkapawon Kab. Kediri, Pancursari Kab. Malang, Wonosari Kab. Malang, dan Kertowono Kab. Lumajang.
Selain itu, lanjutnya, juga ditanam pisang emas di kebun Pancursari seluas 20 hektare dan Bantaran Kab. Blitar seluas 40 hektare
“Keuntungan dari budi daya pisang emas bisa mencapai 50% dari total biaya. Perhitungan sederhananya, total luas lahan perkebunan pisang emas dibiayai hasil panen tanaman pada 50% total areal lahan,” imbuhnya.
Sedangkan sawi, tanaman yang diujicobakan di Kebun Wonosari Kab Malang seluas 4 hektare, mempunyai hasil yang baik. Setiap hektare menyumbangkan keuntungan Rp10 juta. Karena itulah, sawi akan dikembangkan di Kebun Rangkapawon seluas 40 hektare dengan perkiraan 1 hektare lahan ditanam 60.000 biji dengan harga sawi mencapai Rp325 per batang.
Lebih lanjut dia menuturkan ubi jalar veritas ac putih pada tahun ini ditanam di lahan seluas 202 hektare di Kebun Kertowono Kab. Lumajang, Pancursari Kab. Malang, Bangelan Kab. Malang, Bantaran Kab. Blitar, dan Rangkapawon Kab. Kediri.
Dia memaparkan tanaman semusim ditanam di sela-sela pohon utama, yakni karet dan cengkeh agar tidak merusak ekosistem karena jika ditanam mandiri tidak menahan air saat hujan deras.
“Keuntungan PTPN XII Wilayah III pada tahun ini dipatok kurang dari Rp30 miliar dan 64% diantaranya dipasok dari penerimaan tanaman semusim,” ungkapnya.
(Sumber: bisnis-jatim.com)
