Tumpahan Minyak di Perairan Gresik Diteliti

ilustrasi: antarafoto.com

Sampel tumpahan minyak di perairan lepas pantai Ujungpangkah, Gresik, Jawa Timur, diteliti Badan Pengatur Hulu Minyak dan Gas serta Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik. Tumpahan minyak itu masih dalam penyelidikan apakah dari kebocoran pipa dari eksplorasi Hess Indonesia Pangkah Ltd di perairan Ujungpangkah ataukah dari kapal dan yang lainnya.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Gresik, Tugas Husni Syarwanto, menyebutkan, pihaknya telah menerima sampel tumpahan minyak mentah dari pihak Kecamatan Ujungpangkah yang mengambil sampel bersama polisi Rabu (31/10) lalu. “Hasilnya baru diketahui tiga hingga empat hari lagi, baru kami menentukan tindak lanjut,” kata Tugas Husni.

Camat Ujungpangkah, Suyono menyatakan, tumpahan minyak berbentuk gumpalan hitam padat mengapung di laut dilaporkan nelayan Selasa (30/10). “Akibat pencemaran itu banyak ikan mabuk. Bahkan banyak ubur-ubur yang mati karena lautnya tercemar,” kata Suyono. Semula, nelayan akan berunjuk rasa ke Hess tetapi pihak musyawarah pimpinan kecamatan (muspika) Ujungpangkah mencegah agar tidak terjadi salah sasaran. Tumpahan minyak itu harus dipastikan dulu darimana asalnya apakah akibat kebocoran pipa Hess atau sebab lain.

“Secara fisik ini bukan residu atau sisa bahan bakar minyak yang dibuang ke laut,” ujarnya. Sementara itu nelayan Pangkah Kulon, Kecamatan Ujungpangkah resah karena tumpahan minyak itu mengganggu nelayan saat melaut. Menurut Kepala Desa Pangkah Kulon, Susanto, nelayan terus memantau tumpahan minyak itu. Nelayan Desa Pangkah Kulon dan Desa Pangkah Wetan sangat terganggu dengan adanya gumpalan warna hitam pekat yang mengambang di laut.

Masyarakat juga khawatir lingkungan sekitarnya tercemar khususnya oleh tanaman mangrove. Onshore Fasility Manager Hess Indonesia Pangkah Ltd, Dwi Paramita menyebutkan, penanganan pembersihan minyak yang tumpah di laut butuh waktu sekurang-kurangnya enam hari dari saat kejadian. Tim respon darurat dikerahkan untuk menangani agar tumpahan minyak tidak meluas. Tumpahan minyak diharapkan bisa diatasi selambat-lambatnya akhir pekan ini dan kondisi sudah normal kembali pekan depan.

Hess sementara menghentikan penyaluran minyak dan gas melalui pipa bawah laut dari Ujungpangkah hingga Manyar Gresik. Tumpahan minyak diduga berasal dari platform B Onshore sekitar 1 mil laut dari bibir pantai Ujungpangkah. Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) juga menyelidiki asal sumber tumpahan minyak itu.

Hess dan BP Migas berupaya membersihkan tumpahan minyak yang tercecer di laut. Contoh tumpahan minyak dibawa ke laboratorium guna mengetahui penyebabnya. “Sedikitnya ada 1.000 meter absorbent boom (semacam pelampung yang bisa menyerap minyak dipasang untuk melokalisir minyak agar tidak melebar,” kata Emergency Respons Team Hess, M Andrijanto Alwi. kompas.com

Komentar Pembaca

  1. Semoga cepat terselesaikan agar ekosistem di sekitarnya tidak tercemar. Semoga

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim