Pasir Putih Trenggalek, Pesona Pantai Selatan di Jawa Timur

ilustrasi: detik.com

Keberadaannya dalam jejeran Pantai Selatan Laut Jawa, tidak mengurangi pesona Pantai Pasir Putih Trenggalek, Jawa Timur. Meskipun jaraknya jauh, pantai ini dijamin tak akan membuat traveler kecewa!

Bisa dikatakan traveling saya layaknya petualangan seorang backpaker. Betapa tidak, saya menggunakan bus dari Terminal Bungurasih, Kota Surabaya bersama teman-teman. Pada awalnya kami bersepakat untuk menumpang dengan bus AC ekonomi. Ya, alasannya karena harganya terjangkau. Otomatis kami bisa lebih hemat dalam bujet. Namun akhirnya, kami dihadapkan dengan pilihan untuk menumpangi bus Patas AC Pelita Jaya dengan ongkos Rp 30.000 per orang.

Menurut saya, ongkos itu tidaklah cukup mahal mengingat jarak yang akan kami tempuh membutuhkan waktu selama lima jam. Wow, cukup lama bukan? Bus Patas menuju Trenggalek ini melewati Jombang, Kediri, Tulungagung, dan terakhir Trenggalek.

Naik bus Patas AC, tentu yang terpikirkan adalah kita tinggal duduk santai di bus, mendengarkan alunan musik dari MP4, sms-an, baca buku, dan tidur. Tapi alih-alih mendapatkan kenyamanan tersebut, kami (tepatnya tiga dari enam orang) harus duduk lesehan di samping kiri supir.

Agak kesal juga sebenarnya, dengan ongkos yang cukup mahal tapi kami tidak mendapatkan fasilitas sebagaimana penumpang lainnya. Dari pada bete tidak karuan, akhirnya kami berusaha menikmati perjalanan. Berharap waktu perjalanan semakin singkat.

Ternyata, kondisi serupa juga dialami oleh seorang pria paruh baya. Menurut pikiran saya, umur bapak itu sekitar 50-an. Analisis saya, bapak ini adalah seorang pekerja kantoran, tidak biasa naik bus, dan memang tidak nyaman dengan kondisi yang dia alami sekarang, yaitu duduk manis dekat kaca jendela depan bus.

Untuk menghalau rasa bosan, saya pun membaca buku karangan Dale Carnegie, “Bagaimana Mencari Kawan dan Mempengaruhi Orang Lain” pemberian teman saya. Sesekali, teman kantor saya berbincang-bincang ringan tentang masalah kantor dan obrolan santai lainnya.

Si bapak yang duduk berdekatan dengan kami, tampaknya tertarik dengan apa yang kami diskusikan. Kemudian, si bapak tersebut memulai percakapan dengan kami. Mulai dari bertanya, Mau kemana dek? Tinggal dimana? Kerja dimana? dan seterusnya.

Singkat cerita, akhirnya kami pun bercerita banyak hal dengan bapak tersebut. Beliau adalah seorang karyawan PT Pos Indonesia yang hendak mengunjungi kedua putranya di Pesantren Jombang. Mendengar niatan teman saya yang ingin memberdayakan masyarakat Trenggalek dengan kegiatan sosial, bapak tersebut pun tampak tertarik dan dia pun bercerita banyak hal tentang dirinya, kantornya, dan putra-putranya.

Oke, itu pelajaran pertama yang saya dapatkan. Kadang, kondisi buruk yang menimpa kita bukan berarti mematikan inspirasi. Pada kenyataannya, saya mendapatkan inspirasi yang baik dari obrolan ringan bersama teman-teman dan bapak tadi.

Tepat pukul 16.45 WIB kami tiba di Terminal Bus Surodakan, Jalan Ki Mangun Sarkoro No 9 Trenggalek. Dalam hati saya bergumam, “Esok pasti hari yang menyenangkan.”

Ya, ekspedisi ke Pantai Pasir Putih Trenggalek. Pasti tempatnya menyenangkan secara saya sudah mencari info tentang pasir putih tersebut di internet. Tidak sabar menunggu hari esok segera datang.

Keesokan harinya, pukul 08.30 WIB kami touring ke Pantai Pasir Putih Trenggalek dengan menggunakan tiga motor. Oh ya lupa, ada tambahan personil yaitu keponakan dari teman saya.

Perjalanan menuju lokasi cukup jauh, yaitu sekitar 2 jam dengan kecepatan 70-90 KM per jam. Cukup ngebut memang, tapi tidak apa-apa, saya hanya cukup duduk manis dibonceng. Trek perjalanan ke sana sebetulnya tidak begitu sulit. Hanya saja, ketika hampir tiba di lokasi objek wisata seperti Goa Lowo, kita akan menemukan jalanan yang penuh tanjakan, turunan, tikungan tajam, dan jalanan yang lumayan sempit. Maka butuh ekstra hati-hati dalam mengendalikan sepeda motor.

Satu kata yang bisa saya gambarkan dalam perjalanan menuju Pasir Putih Trengalek, “Awesome.” Ya, sangat mengesankan!

Kita melewati hamparan sawah yang hijau di sisi kiri dan kanan jalan, barisan bukit-bukit yang gagah, dan gunung-gunung yang menjulang tinggi. Ditambah dengan aroma udara pedesaan yang masih asri menambah suasana semakin rileks. Betul-betul kondisi yang tentunya kontras dengan kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya.

Melewati Jalan Bandung Tulungagung, kita akan disuguhi dengan pemandangan gunung yang mirip seperti piramida. Ya, saya rasa sangat mirip sekali. Gunung batu itu berbentuk limas dan sedikit ditumbuhi lumut-lumut hijau. Saya pun tidak ketinggalan mengabadikan pemandangan gunung piramida itu dengan kamera digital. Tapi sayang, hasilnya tidak bagus. Maklum saya mengambil objek gambar saat motor melaju dengan kecepatan tinggi.

Nah, sekitar pukul 11.45 WIB, akhirnya kami pun tiba di Pantai Pasir Putih Trenggalek. Sebetulnya Pantai Pasir Putih Trenggalek ini berdekatan dengan Goa Lowo yang saya ceritakan tadi. Konon katanya, Goa Lowo merupakan salah satu goa terpanjang di Asia.

Sebetulnya agak penasaran juga untuk berkunjung ke sana. Namun apa daya waktu kami liburan di Trenggalek tidaklah lama. Selain Goa Lowo (Goa Kelelawar), ada juga Pantai Prigi, tapi juga tidak kami singgahi.

Tujuan utama kami hanya satu, yaitu Pasir Putih Trenggalek. Ya, akhirnya perjalanan yang sangat panjang selama 2 jam dibayar lunas dengan pesona indah Pantai Pasir Putih Trenggalek. Kami pun buru-buru memarkir motor, melepas sendal, melepas jaket, dan menyimpan handphone serta dompet dalam satu tas. Selanjutnya, kami pun berlarian ke bibir pantai.

Pasir putih yang lembut terasa sangat nyaman menyentuh di setiap syaraf telapak kaki kami. Untungnya panas matahari saat itu tidak terlalu terik jadi kami bisa bermain di pantai tanpa khawatir kulit kami terbakar matahari.

Tanpa pikir panjang, saya pun pasrah membasahkan celana jeans saya oleh air laut. Ah, agak kecewa juga karena tidak membawa baju ganti. Padahal sangat sayang kalau tidak mandi ombak di pantai ini. Tapi apa boleh buat, kami pun larut dalam suasana suka.

Jepretan kamera poket dan kamera DSLR menjadi teman setia yang tak tergantikan. Merekalah yang merekam semuanya. Nyiur pantai yang melambai-lambai, manusia-manusia yang berendam di lautan luas, perbukitan nan asri, dan batu karang yang cantik-cantik. Terima kasih kamera yang sudah mau membantu kami di saat kami tidak bisa menjelaskan dengan kata-kata indah kepada orang-orang, tentang betapa indahnya Pantai Pasir Putih Trenggalek ini.

Pantai Pasir Putih Trenggalek merupakan pantai yan terletak di garis pantai selatan Laut Jawa. Sama halnya dengan pantai selatan lainnya, Pantai Pasir Putih Trenggalek ini tentunya memiliki palung-palung laut yang sangat dalam dan berbahaya. Oleh sebab itu, pengelola pantai membuat batas aman bagi pengunjung yang ingin berenang di bibir pantai.

Ah, saya tidak bisa menceritakan dengan detil pemandangan di sana. Tapi saya paparkan, kalau di pantai itu ada air lautan yang jernih, jembatan untuk melihat pemandangan dengan lebih luas, di kelilingi perbukitan, ada bebatuan untuk bersantai, dan angin pantai yang berhembus sepoi-sepoi. detik.com

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim