Jatim Butuh 500 Embung

ilustrasi: skyscrapercity.com

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur diminta segera membangun embung untuk mengatasi kekeringan yang terjadi dalam beberapa tahun belakangan. Diperkirakan, saat ini dibutuhkan 500 embung untuk mengatasi kekeringan yang kerap terjadi saat musim kemarau. ”Kemungkinan bisa mencapai 500 embung yang dibutuhkan, baru kekeringan di Jawa Timur bisa diatasi,” kata Nizar Zahro, Anggota Komisi C DPRD Jawa Timur.

Dia menegaskan, kondisi kekeringan di Jawa Timur sudah memprihatinkan. Terutama di wilayah Timur yang tidak dilalui sungai-sungai besar seperti Banyuwangi, Jember dan Bondowoso dan Madura. ”Saya kira kekeringan di Jatim harus dicari solusinya agar tidak berlarut-larut seperti ini, karena kalau tidak ada langkah konkret hal ini akan semakin parah,” tegasnya.

Beberapa wilayah yang mendesak dibangun embung itu, kata Nizar, antara lain Bangkalan, Pacitan, Blitar, Trenggalek, Tulungagung, Sampang, Pamekasan, Situbondo, Ponorogo, Ngawi dan Magetan. ”Karena di wilayah-wilayah itu kondisinya saat kering semakin parah,” tegasnya.

Dia meminta agar PU Pengairan Jawa Timur segera merealisasikan pembangunan tersebut. Pembangunan embung, kata Nizar, bisa dilakukan secara bertahap sampai kekeringan tersebut bisa dikurangi.”Bisa bertahap sesuai dengan kemampuan yang dimiliki Pemprov Jatim,” katanya.

Sedangkan, tentang masalah pendanaan, Pemprov bisa menggunakan dana APBD dan bantuan dari pemerintah pusat.”Itu bisa melalui mekanisme sharing, karena kalau dananya dari pemerintah daerah saja tidak mencukupi, jadi pakai APBD dan APBN,” tegasnya.

Sementara, terkait dengan penanganan dalam jangka pendek, diharapkan Pemprov Jatim membuat hujan buatan di wilayah-wilayah yang mengalami kekeringan parah. Hal itu untuk mengisi waduk-waduk yang sudah kering, sehingga petani bisa segera memulai masa tanamnya.”Kalau tidak segera dibuat hujan buatan yang kasihan malah petani nantinya,” tambahnya.

Sementara, Kepala Divisi Asa I, Perum Jasa Tirta, Alfan Riyanto mengakui kalau kemampuan delapan bendungan yang ada di Jawa Timur menurun sampai 50 persen. Hal itu disebabkan karena adanya sedimentasi dan pembalakan hutan secara liar. Disamping itu, pendirian rumah dan real estate yang ada di beberapa wilayah sumber air juga mempengaruhi daya serap waduk.”Memang kapasitas efektifnya sudah menurun karena adanya sedimentasi, tapi kami juga melakukan pengerukan secara kontinyu agar semuanya berjalan normal,” terangnya.

Alfan menegaskan, kekeringan di Jawa Timur wilayah Timur cenderung disebabkan karena banyaknya sungai yang mengering. Pasalnya, di wilayah tersebut jarang dijumpai waduk-waduk berskala besar. Sehingga, penyerapan air ketika hujan langsung melalui hutan dan hulu sungai.”Kalau di wilayah bagain timur cenderung karena air sungai yang sudah mengering,” surabaya post online

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim