Gawat, Kemarau Diprediksi Hingga Akhir Tahun

ilustrasi: komoditasindonesia.com

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau akan berlangsung hingga akhir tahun ini masih berjalan normal sesuai dengan siklus. Prediksi tersebut dilihat dari indikator ENSO, anomali suhu permukaan air laut, dan Dipole Mode di Samudera Hindia.

BMKG menyatakan, sifat hujan musim kemarau 2012, sebagian besar normal (57%), di atas normal (35%), dan di bawah normal (8%). Namun kenyataannya, kekeringan terjadi di beberapa wilayah. Dampak yang ditimbulkan adalah krisis air, sawah puso, konflik perebutan air, dan sebagainya.

Karena itu, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, untuk mengatasi kekeringan itu, BNPB telah menyelesaikan Rencana Aksi Terpadu Menghadapi Kekeringan 2012.

Sembilan provinsi menjadi prioritas penanganan. Diantaranya adalah provinsi Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, NTT, dan Papua Barat.

Upaya yang dilakukan adalah, distribusi air melalui tangki air, penyediaan pompa air, pembuatan sumur pantek atau sumur bor, hujan buatan, pembangunan embung atau reservoir, dan pengaturan pemberian air untuk pertanian dengan sistem gilir giring.

Layanan distribusi air telah dilakukan di berbagai daerah, seperti di Jawa Timur meliputi meliputi 616 desa di 23 kabupaten/kota yaitu diantaranya meliputi Trenggalek, Pacitan, Nganjuk, Ponorogo, Bojonegoro, Pamekasan, Magetan, Malang, Lumajang, Pamekasan, Bangkalan, Tulungagung, Blitar, Gresik, Lamongan, Sumenep dan Madiun.

“Sebanyak 1.500 embung akan dibangun di daerah-daerah hulu dan tengah daerah aliran sungai sebagai tandon air. Sistem pembangunan dengan program padat karya yang melibatkan masyarakat setempat, BPBD, Dinas Pertanian dan Dinas PU,” tutur Sutopo melalui rilis yang diterima KONTAN.

Sutopo melanjutkan, rata-rata biaya pembangunan embung adalah sebesar Rp 60 juta per unit, sedangkan lahan disediakan oleh pemda. Total biaya yang disediakan untuk penanggulangan bencana kekeringan Rp 60 miliar yang berasal dari dana siap pakai BNPB.

Sutopo menjelaskan, bahwa kekeringan adalah bencana yang rutin. “Pemecahan masalah terkait banyak pihak karena menyangkut penanganan kerusakan lahan, pengelolaan DAS, pengelolaan sumberdaya air dan sebagainya,” ucap Sutopo. the globe journal

Komentar Pembaca

  1. sangat mendukung…..w
    wilayah saya di blitar selatan 11 km lagi laut selatan. dan berada di dataran tinggi hingga sulit air bersih, kalau musim pennghijan tidak ada masalah. yang jadi masalah kalau musim kemarau. sumber air kering, UNTUK ITU PERLU ADANYA PEMBANGUNAN SUMUR BOR DGN KEDALAMAN 100-130 M. TOLONG DI BANTU……….

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim