ilustrasi
Provinsi Jawa Timur (Jatim) dinilai memiliki prospek cerah untuk dijadikan basis pengembangan industri pengolahan gas. Pasalnya, selain Jakarta, Jatim juga dibidik menjadi sasaran program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG).
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Rudi Rubiandi menuturkan, ketersediaan gas di Jawa Timur terbilang masih mencukupi. Indonesia sendiri memiliki kandungan gas 1,2% dari total cadangan dunia, ujar Rudi di Jakarta.
Rudi mengatakan, pemerintah serius mengembangkan gas sebagai alternatif penggunaan BBM. Dia tidak menginginkan kebijakan penanaman pohon jarak sebagai pengganti minyak terulang kembali pada progam BBG. Diakui, dukungan para pemangku kepentingan dinilai minim sehingga petani dihadapkan pada persoalan besar ketika ingin memasarkan. Akhirnya petani menjadi malas, terangnya.
Atas keseriusan hal itu, sambung Rudi, pihaknya siap membagikan sebanyak 25.000 unit converter kit atau alat konversi BBG kepada kendaraan umum akhir tahun kepada kendaraan umum pada khir tahun. Menurutnya, saat ini tengah menunggu proses tender pengadaan konverter yang saat ini diikuti tiga perusahaan.
Rudi mengakui, untuk tahap awal, konveter kit tersebut masih harus diimpor. Pasalnya, pabrikan dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan secara massif. Tahap awal akan diimpor dulu. Konverter tersebut rencananya akan dibagikan secara cuma-cuma akhir tahun ini dengan sasaran kendaraan umum. Harga konventer sendiri sebetulnya mencapai Rp 15 Juta per unit, terang dia.
Rudi menambahkan, sebelum konverter kita dilaksanakan secara mandiri, pemerintah uga berupaya menggenjot infrastruktur seperti pembangunan beberapa stasiun pengisian Bahan Bakar Gas (BBG) yang dilakukan bersama dengan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) dan PT Pertamina.
Kita harapkan, bila daerah kooperatif bisa mempermudah perizinan, tahun depan sudah siap dioperasikan, pungkasnya. kabarbisnis.com
