Program “Museum Go to School” Di Probolinggo

ilustrasi: beritafoto.net

Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengusung program Museum Go to School untuk mendekatkan pelajar dengan peninggalan sejarah bangsa. Selain itu museum juga harus tampil menarik agar tidak berkesan kuno dan membosankan.

“Museum harus dikemas menarik dan jauh dari kesan kuno. Ini akan mendorong orang untuk datang dan melihat koleksi bersejarah di dalamnya. Jangan lagi museum dibiarkan apa adanya hingga berkesan kuno dan menyeramkan,” ujar Parsoadiyanto, Kepala Seksi Museum Bidang Sejarah Museum dan Purbakala Dinas Kebudayaan dan Pariwisa ta Provinsi Jawa Timur, di sela-sela Pameran Museum Se-Jawa Timur 2012 di Probolinggo.

Menurut Parsoadiyanto, tampilan menarik museum misalnya gedung harus dicat rutin, barang peninggalan sejarahnya ditata dalam almari atau kotak khusus, koleksi dilengkapi penjelasan, pencahayaan gedung harus diperhatikan, dan benda bersejarah rutin dibersihkan atau dirawat dengan baik.

Selama ini orang malas datang ke museum karena bendanya tidak ditata dengan baik, bangunan terkesan kuno dan menyeramkan, atau mungkin kurang penjelasan atas koleksi-koleksi yang dimiliki. “Kondisi seperti ini harus diubah kalau ingin generasi penerus mau datang, melihat, dan belajar dari koleksi museum,” ujar Parsoadiyanto.

Parsoadiyanto menambahkan, akan lebih baik kalau pengelola museum mau mengusung museumnya ke sekolah-sekolah. Ini bukan berarti memindah museum ke sekolah, namun membawa beberapa benda museum ke sekolah untuk ditunjukkan ke para pelajar. “Ini akan membuat pelajar bisa belajar dari sejarah dengan melihat langsung benda yang dibicarakan. Tidak hanya belajar secara lisan saja, ujar Parsoadiyanto.

Meningkatkan kecintaan pada benda museum menurut Parsoadiyanto penting, karena dari benda-benda bersejarah itu kita bisa belajar banyak hal. “Dengan mengenal benda-benda bersejarah itu maka kecintaan kita pada sejarah bangsa terus terpupuk. Museum adalah jendela budaya. Kalau masyarakat tidak mau menengok budayanya, maka mereka tidak akan mencintai dan bangga dengan budaya itu,” imbuh Parsoadiyanto.

Edi Yanto, pengelola Museum TNI AL Loka Jala Crana menuturkan museum tersebut dibangun awalnya untuk pembelajaran bagi para kadet angkatan laut. Namun berikutnya museum dibuka untuk umum demi meningkatkan pengetahuan dan kecintaan akan AL.

“Di Museum TNI AL ini kita bisa melihat miniatur KRI Irian sebagai kapal perag terbesar yang pernah dimiliki Indonesia,” paparnya. Kapal tersebut memiliki panjang 210 meter. Sedangkan kapal perang Indonesia saat ini paling panjang 135 meter.

Ivan (9), warga Probolinggo ketika melihat koleksi museum dalam pameran museum se-Jatim mengaku senang karena bisa menyaksikan beberapa benda bersejarah yang selama ini tidak dilihatnya. “Saya bisa meliha t patung asal-usul manusia di museum Trinil Ngawi. Ini menambah pengetahuan saya akan evolusi manusia,” ujarnya. kompas.com

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim