Gas untuk Industri Jatim Aman

ilustrasi

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mengaku tetap memprioritaskan peningkatan pasokan gas untuk sektor industri. Langkah ini dilakukan untuk mendorong pertumbuhan industri yang tahun ini ditargetkan bisa mencapai 6,5 persen.

Komitmen PGN terhadap industri ini, dibuktikan dengan bulan Juni ini seluruh pelanggan PGN di wilayah Jawa Timur sudah mendapatkan pasokan gas sesuai kontrak. Bulan Juni ini, kontrak gas dari pelanggan PGN di Jawa Timur sekira 150 MMscfd aman karena sudah terpenuhi sehingga sampai akhir tahun 2013 kebutuhan gas pelanggan PGN di wilayah Jatim diperkirakan naik mencapai 180 MMscfd

“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan pasokan gas ke pelanggan. Namun, prioritas utamanya saat ini adalah sektor industri yang memiliki posisi strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso dalam keterangan tertulisnya di Jakarta.

Hendi menjelaskan, sejalan dengan program konversi energi dari bahan bakar minyak (BBM) ke gas, permintaan gas oleh industri terus mengalami kenaikan. Dalam lima tahun, konsumsi gas industri naik dari 416 MMScfd di 2007 menjadi 771 MMScfd di akhir tahun 2011. Pelanggan industri juga meningkat dari 873 menjadi 1.245 pelanggan.

“Karena itu, PGN mendorong adanya perubahan prioritas alokasi gas bumi. Selama ini alokasi gas bumi bagi industri masih kalah dibandingkan dengan lifting oil, pupuk, dan listrik. Padahal multiplier effect dari penggunaan gas bumi bagi industri sangatlah penting,” lanjut dia.

Tahun ini, lanjut Hendi, perusahaan pelat merah tersebut menargetkan peningkatan pasokan dibandingkan tahun 2011. Selain menambah ketersediaan pasokan gas, PGN juga terus membangun infrastruktur gas dan jaringan transmisi gas di sejumlah wilayah di Indonesia khususnya di wilayah Jabotabek dan Jawa Timur. Saat ini, infrastruktur dan transmisi gas milik PGN sudah mencapai lebih dari 5900 km.

“Kami berharap pembangunan infrastruktur gas ini akan memudahkan kalangan industri lebih mudah melakukan konversi ke gas. “Penggunaan gas terbukti telah menciptakan efisiensi dan penghematan bagi kalangan industri. PLN bisa menghemat hingga Rp10 triliun,” lanjut Hendi.

Meskipun memprioritaskan pasokan gas untuk industri, diakui Hendi, PGN juga tetap mengembangkan penjualan gas untuk rumah tangga. Pasalnya, saat ini harga gas elpiji yang di konsumsi oleh rumah tangga tergolong cukup mahal. Bahkan, harga gas untuk industri yang ditetapkan oleh PGN belum lama ini masih lebih murah daripada harga gas elpiji ukuran 3 kg yang disubsidi pemerintah untuk konsumsi rumah tangga.

“Sebagai bagian dari transformasi energi ke gas, kami juga mempersiapkan pembangunan infrastruktur gas ke rumah tangga. Penggunaan gas dari PGN akan menciptakan penghematan hingga 50 persen dibandingkan elpiji,” tandasnya.

Terkait anggapan produksi gas Indonesia lebih banyak diekspor, sementara Industri dalam negeri masih kekurangan gas, kenyataannya di dalam negeri belum siap untuk menyerap gas karena persoalan infrastruktur.

Hal tersebut seperti diungkapkan Direktur Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Kementerian ESDM, Edy Hermantoro dalam Diskusi Renegosiasi Kontrak Gas dan Permasalahannya, di Warung Daun, Cikini, Kamis (21/6/2012).

Ia membantah kalau industri hulu gas tidak ingin memasok sebesar-besarnya pasokan gas ke industri, namun karena industri hilir sendiri belum siap membeli gas.

“Setiap proyek gas itu baru dimulai produksinya apabila sudah ada pembelinya, tidak seperti minyak tanpa ada pembeli-pun sudah bisa produksi,” kata Edy.

Menurut Edy, misalnya beberapa sumur pengembangan gas ada di Sulawesi, Papua dan lainnya sementara kebutuhannya industrinya ada di Jawa. “Nah, karena terkendala infrasturktur sehingga gas yang sudah produksi dan pembeli paling siapnya ada di luar negeri serta disisi lain Negara juga membutuhkan revenue maka untuk sementara gasnya diekspor,” ujarnya. surabaya post online

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim