Hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) 2011 mengungkap, sebanyak 10.945 anak usia 7-17 tahun terpaksa putus sekolah dan memilih bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Keberadaan mereka tersebar di 16 kabupaten/kota di Jawa Timur.
Sebenarnya, menurut Kepala Data Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur, Hary Soegiri, hasil pendataan menunjukkan angka lebih banyak, yakni mencapai 12.955 anak. Namun sisanya sebanyak 2.010 berhasil diatasi melalui Program Pengurangan Pekerja Anak, dalam rangka mendukung Program Keluarga Harapan (PKH) 2012.
Program tersebut menarik anak putus sekolah dari pekerjaan terburuk ke shelter pendampingan untuk dikembalikan lagi ke lingkungan pendidikan yang layak. ”Di shelter tersebut, para pendamping dari kalangan LSM akan memotivasi anak agar kembali bersekolah,” kata Hary.
Sejak 2008, program tersebut berhasil menarik 4.390 anak yang bekerja untuk kembali bersekolah. Rinciannya pada 2008, pada 2.770 anak di 21 kabupaten/kota, 2010 kepada 840 anak di 14 kabupaten/kota, dan 2011 kepada 780 anak di 13 kabupaten/kota. ”Sementara total 12.955 anak itu rencananya akan di-cover seluruhnya hingga 2014,” tambah Hary.
Dari 12.955 anak itu kata Hary, sebagian kecil bekerja di perusahaan dari berbagai sektor industri, dan sebagian besar bekerja di sektor informal. ”Namun ada juga yang bekerja di sektor pekerjaan yang tidak wajar seperti mengamen di jalanan, dan mencopet,” ungkap Hary. kompas.com