Sekolah Kejuruan Kekurangan Guru

ilustrasi: kompas.com

Potensi mengembangkan sekolah kejuruan di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, cukup bagus. Hanya saja, saat ini masih kekurangan guru keahlian atau guru produktif yang bisa mengajar sesuai dengan potensi sekolah.

”Di sekolah kami hanya ada satu guru produktif dan berstatus guru tidak tetap (GTT). Seorang GTT mengajar seluruh siswa karena memang sangat kekurangan guru produktif,” tutur Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sumber, Sukirno.

Padahal, menurut Sukirno, idealnya di satu SMK seperti SMKN 1 Sumber minimal ada 3-4 guru produktif. Siswa SMKN 1 Sumber sebanyak 79 siswa.

Guru produktif adalah guru yang mengajar sesuai dengan kompetensi sekolah. Misalnya bidang pertanian, kesehatan, atau elektronika.

”Potensinya bagus. Kalau nanti sekolah berkembang dan siswa semakin banyak, maka siswa butuh bimbingan lebih banyak guru produktif, baik untuk teori atau praktik,” kata Sukirno.

Kekurangan guru ini dibenarkan oleh Rashid Subagio, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo. Bahkan menurut dia, Kabupaten Probolinggo bukan hanya kekurangan guru keahlian, melainkan juga guru umum.

Mengajukan tambahan

”Jumlah guru produktif di Kabupaten Probolinggo memang masih kurang. Guru umum pun jumlahnya masih kurang sehingga kami sudah mengajukan permohonan tambahan guru kepada pemerintah,” ujar Rashid.

Saat ini, ada 99.000 siswa SD hingga SMK di Kabupaten Probolinggo. Dari jumlah tersebut, jumlah guru sekitar 20.000 orang. ”Jika dihitung setiap jenjang pendidikan, setidaknya kami saat ini masih kekurangan 2.000-an guru. Setiap guru masih mengajar siswa melebihi jumlah idealnya,” ujar Rashid.

Seperti di SMKN 1 Sumber saat ini seorang guru bisa mengajar hingga hampir 80 orang. Padahal untuk jenjang SMK, menurut Rashid, idealnya seorang guru maksimal mengajar sebanyak 20 siswa.

”Selain kekurangan guru, SMK di tempat kami juga masih kekurangan gedung. Dari tujuh SMKN yang sudah ada, masih ada dua SMK belum memiliki gedung,” katanya.

Saat ini, memang sedang diusahakan agar sekolah dengan kompetensi segera terpenuhi kebutuhan guru dan gedung. Salah satu SMKN yang belum memiliki gedung sekolah adalah SMKN 1 Gending.

”Kami selama ini belum memiliki gedung dan menumpang di sekolah lain. Namun, tahun ini kami sudah dibangunkan gedung sendiri,” tutur guru kimia SMKN 1 Gending, Hadi Kurniawan.

Persoalan kekurangan guru dan gedung, menurut Rashid, penting diperhatikan karena potensi mengembangkan SMK di Kabupaten Probolinggo bagus. Semisal, di daerah pelosok gunung seperti Sumber, yang sebelumnya tidak banyak generasi mudanya bersekolah. Begitu sekolah hadir di daerah itu, yakni SMK pertanian, anak-anak muda di daerah itu mulai berminat untuk sekolah. kompas.com

4 Komentar Pembaca

  1. mohon maaf, apakah bisa disebutkan smk atau sma mana saja yang masih kekurangan guru? dan guru mata pelajaran apa?
    mohon balasannya, terimakasih

    • Assalaamualaikum wr wb. Pak kami dari SMK AL-HUDA GROGOL Kediri, juga sangat membutuhkan guru produktif bidang keahlian tehnik sepeda motor. barangkali ada yg berkenan mengabdi di tempat kami, Insya Allah akan kami terima dg senang hati.

  2. Saya lulusan 2013 S1 teknik mesin, apa bisa mendaftar menjadi guru di SMKN 1 GENDING. Saya dengar2 sedang membutuhkan guru di bidang teknik mesin. Kebetulan juga rumah saya lumayan dekat dengan sekolah tersebut.

  3. Saya lulusan 2013 S1 teknik mesin, apa bisa mendaftar menjadi guru di SMKN 1 GENDING. Saya dengar2 sedang membutuhkan guru di bidang teknik mesin.

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 5549. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim