Dirancang Sejak Zaman Belanda, Bendungan Bojonegoro Diresmikan

ilustrasi

Pembangunan Bendungan Gerak di Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur diresmikan Menteri Kordinator Perekonomian Hatta Rajasa.

Bendungan yang menghabiskan dana pinjaman senilai Rp 351 miliar dari Japan International Corporation Agency (JICA) itu memiliki multi fungsi. Antara lain sebagai pengendali banjir, irigasi, penyedia air baku bagi industri dan rumah tangga juga di canangkan sebagai salah satu tempat wisata bagi Kabupaten Bojonegoro.

“Keberadaan Bendunga Gerak ini fungsinya disamping sebagai penyedia air untuk rumah tangga, pertanian, juga sekaligs menjaga kerusakan ekosistem, sungai bengawaan solo supaya tak meluas ketika banjir menerjang, disamping sebagai bentuk tata kelola air di Jawa Timur,” ucap Hatta Rajasa dalam sambutan peresmian.

Manfaat bendungan ini untuk persediaan air bagi pertanian disaat musim kemarau, pembangunan Bendungan Gerak di desa Padang, Kecamatan Trucuk juga memiliki banyak fungsi. Diantaranya untuk kebutuhan industri, jembatan penghubung antara Desa Padang dengan Desa Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu.

“Untuk pertanian, bendungan ini mampu mencukupi kebutuhan pengairan bagi lahan pertanian seluasa 6.400-9.000 hektar yang tersebar di delapan kecamatan. Yakni Trucuk, Kalitidu, Purwosari, Malo, Pasangan, Kasiman, Ngraho, dan Margomulyo. Juga pertanian di Blora. Karena bendungan yang memiliki tampungan sepanjang 50 km itu mampu menampung debit air hingga 13 juta kubik dengan debit air 5.850 liter per detik,” ucap Bupati Bojonegoro Suyoto.

Suyoto mengatakan, dengan pembangunan bendungan ini petani yang berada di bantaran sungai Bengawan Solo, khususnya di atas bagian hulu bendungan akan mempu meningkatkan produktivitas pertanian. Sebelumnya petani hanya bisa melakukan tanam dua kali setahun, sekarang diharapkan bertambah menjadi tiga kali tanam dalam setahun.

“Jadi produksi beras akan terus meningkat seiring dapat di fungsikannya bendungan ini sebagai penyedia ai irigasi pertanian,” ucapnya.

Dahulu kata Suyoto sekitar 21 ribu hektar lahan pertanian padi di Bojonegoro Barat andalkan pertanian tadah hujan. Setelah ada Pompanisasi, wilayah itu tidak mampu melakukan 2 kali panen dalam setahun. Maka sawah beririgasi dengan pompa air menjadi menjadi 6000 ribu hektar.

”Dengan adanya bendungan gerak ini 11 ribu hektar sawah akan bisa ditanami dua kali setahun. Dan menghasilkan 7 ton rata rata per hektar. Kalau diuangkan berapa itu?, Maka saya kira pemerintah akan break event point untuk satu tahun kedepan,” ucapnya.

Untuk itu kata dia pihaknya dan masyartakat Bojonegoro berani mentargetkan kabupatennya dapat memproduksi 1 juta ton beras pertahun, untuk beberapa musim kedepan. ”Tahun 2010 kami produksi 923 ribu ton per tahun,” ucapnya.

Wakil Guberbnur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf atau yang sering di panggil Gus Ipul mengungkapkan, pembangunan bendungan ini menurutnya sudah di rencanakan sejak Zaman Belanda. Namun karena pemerintah penjajah waktu itu bangkrut pembangunan bendungan ini urung dilaksanakan.

Maka menurutnya dengan adanya bendungan ini, proudkuksi pangan terutama beras provinsi jatim akan mningkat menjadi 6,5 juta ton pertahun, atau 25 persen dari produksi beras Indonesia. Selama ini kata dia, produksi pangan jJtim hanya 4,5 juta tonm per tahun. Memenuhi ketersedian pengendalian banjir benar-benar terwujud.

”Dengan adanya bendungan ini produksinya semakin menaik. Sawah di Jatim 913 ribu hektar sebagian besar tadah hujan, dengan adanya bendungan ini 10 ribu hektar lagi bisa di mengairi sungai ini,” ungkapnya..

Bendung gerak ini banyak memberikan manfaat bagi masyarakat Bojonegoro. Selain untuk kebutuhan baku irigasi juga bisa dipakai kebutuhan industri air minum dan industri migas. Serta membuka akses wilayah yang selama ini terisolir sebab ada jembatan sepanjang 504 meter, dan lebar sekitar 4 meter. Bendungan ini berdiri di lahan seluas 1.841.752 meter.

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim