Dalam urusan pendidikan nampaknya pemerintah provinsi jawa timur tidak memiliki catatan yang cukup memuaskan di mata anggota dewan DPRD Jawa Timur. Dari hasil evaluasi Leaporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Gubernur Jatim masih ada sekitar 800 ribu anak yang tidak bisa mengakses jenjang pendidikan SMA sederajat.
“Menurut data dari pendidikan yang disajikan oleh dinas pendidikan, menyatakan bahwa Tahun 2011 jumlah anak usia SLTA/MA (16-18 Tahun) ada 1.808.731 anak. Sementara angka partisipasi untuk usia SLTA/MA adalah 54,97 persen. Artinya hanya 55 persen saja anak usia SLTA/MA yang bisa sekolah, sementara sisanya 45 persen tidak bisa sekolah di jenjang tersebut. Jadi ada 813.929 anak usia SLTA/MA tidak bisa sekolah di jenjang SLTA/MA,” ujar Ali Mu’thie Anggota, Pansus LKPj Gubernur.
Dirinya menambahkan selain itu masih ada indikasi ketidakmerataan akses pendidikan di Jawa Timur. “Terdapat 9 kabupaten/kota yang memiliki prestasi terbaik. Namun masih ada 14 Kabupaten yang memiliki prestasi Wajar (Wajib Belajar) 9 Tahun dengan status memprihatinkan, karena memiliki angka partisipasi kurang dari 86 persen, di bawah rata-rata angka partisipasi pendidikan SLTA di Provinsi Jawa Timur,” tandasnya.
Dijabarkannya, 14 daerah yang memiliki prestasi Wajar 9 Tahun dengan status memprihatinkan adalah Sidoarjo, Tuban, Kabupaten Lamongan, Madiun, Kediri, Blitar, Trenggalek, Malang, Probolinggo, Jember, Pamekasan, Sampang, Sumenep, dan Bangkalan
Dari 14 Kabupaten yang memperihatinkan masih terdapat 6 Kabupaten yang memiliki prestasi terburuk karena memiliki angka partisipasi kurang dari 80 persen, yaitu Madiun, Malang, Probolinggo, Jember, Sampang, dan Sumenep.
(Sumber: Surabaya Post Online)