Saatnya Bangun PLTG di Madura

ilustrasi: industri.kontan.co.id

Besarnya produksi gas dari wilayah Madura ternyata tidak bisa sepenuhnya dinikmati oleh masyarakat Madura. Termasuk untuk Pembangkit Tenaga Listrik.

Hingga saat ini pasokan listrik ke Madura masih tergantung dengan listrik di jaringan Jawa Bali melalui kabel listrik yang melewati Selat Madura dan dari kabel listrik yang ditanam di bawah Jembatan Suramadu. Padahal potensi gas yang diambil dari Madura cukup besar. Harusnya potensi tersebut bisa dinikmati masyarakat di sana, minimal untuk penerangan. Akibatnya, masyarakat Madura sering mengalami pemadaman ketika terjadi masalah dengan jaringan listriknya. Beberapa kali Madura padam dalam waktu yang cukup lama akibat kabel listrik bawah laut tersangkut kapal. Sementara di beberapa daerah pelosok juga masih belum teraliri listrik.

Demikian diungkapkan oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah (DPD)Asosiasi Kontraktor Listrik Nasional (Aklinas) Jawa Timur, Arda Netaji kepada kabarbisnis.com di Surabaya, Senin (26/3/2012).

Arda mengatakan, Ada banyak daerah yang memiliki potensi energi tidak sejalan dengan pengembangan dan pembangunan pembangkit listrik yang ditetapkan pemerintah.

Selain Madura, kasus di Mamuju Sulawesi Barat umpamanya, pemerintah mengembangkan energi listrik dengan membangun pembangkit listrik tenaga batubara yang dikirim dari berbagai daerah dengan jarak yang cukup jauh sehingga biaya transportasinya cukup mahal. Padahal cadangan air disana mencapai sangat melimpah, jika dihitung potensi listriknya bisa mencapai 200 MW.

“Ini akibat belum dilakukannya audit energi secara nasional oleh pemerintah. Padahal audit energi ini menjadi sebuah keniscayaan bangsa yang ingin maju,” ungkapnya.

Beberapa waktu yang lalu, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan Kabupaten Sampang Madura, Winarno juga mengemukakan hal yang sama. Bahwa selama ini seluruh produksi migas dari Madura diangkut ke Grati Pasuruan untuk dioleh disana. Kalau pun Madura ingin membeli, harus dikirim lagi dari sana.

“Kalau di sini ada pengolahannya, kan kita bisa meminta untuk dialokasikan untuk Sampang. Katakanlah sebanyak 4 juta kaki kubik (mmscfd) diberikan untuk kita untuk pembangkit tenaga listrik umpamanya, ini pasti bisa memicu peningkatan ekonomi Sampang,” keluhnya. kabarbisnis.com

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim