Hasil Produksi Manufaktur Jawa Timur Akan Tembus Rp213 Triliun

ilustrasi: bisnisindonesia.com

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur memprediksi nilai hasil produksi industri manufaktur tahun ini mencapai Rp213,32 triliun, naik tipis 6,5% dibandingkan dengan tahun lalu.

Budi Setiawan, Kepala Disperindag Jatim, mengatakan tahun lalu hasil produksi industri provinsi itu mencapai Rp200,3 triliun, tumbuh 5,42% dibandingkan dengan tahun 2010 yang hanya Rp190 triliun.

Dari total hasil produksi 2011, industri manufaktur besar menyumbang 40% atau setara dengan Rp80,2 triliun. Industri manufaktur skala menengah menyusul dengan kontribusi 26% atau senilai Rp52,1 triliun.

“Sementara itu, hasil produksi industri skala kecil dan mikro mencapai Rp68 triliun atau 33,95% terhadap total produksi industri manufaktur Jatim,” katanya saat ditemui wartawan, hari ini 21 Februari 2012.

Dia menambahkan, prediksi peningkatan hasil produksi itu seiring dengan perkiraan pertumbuhan jumlah pelaku industri manufaktur berdasarkan izin prinsip investasi yang diajukan ke Badan Penanaman
Modal (BPM) Jatim.

Pada tahun ini diperkirakan ada tambahan sekitar 50 pelaku industri manufaktur skala besar, 500 pelaku industri manufaktur skala menengah, dan 50.000 pelaku industri skala kecil dan mikro. Saat ini, di Jatim terdapat 990 pelaku industri skala besar, 16.182 pelaku di skala menengah, dan 766.783 di skala kecil dan mikro.

Industri manufaktur besar dan menengah di Jatim banyak bergerak antara lain di sektor logam, kimia dan barang-barang dari kimia, serta kayu dan barang-barang dari kayu. Sedangkan industri kecil dan menengah sebagian besar bermain di sektor makanan dan minuman serta kerajinan tangan (handycraft).

Budi menilai pertumbuhan ini merupakan imbas dari menggeliatnya perekonomian Jatim, walaupun dia tidak menampik bahwa perkembangan industri di daerah tersebut masih mengalami sejumlah hambatan seperti kekurangan pasokan gas bumi dan infrastruktur yang kurang efisien. Selain itu, suku bunga pinjaman yang diberlakukan kalangan perbankan, terutama untuk IKM, masih sangat tinggi.

“Padahal industri manufaktur berperan penting terhadap pertumbuhan ekonomi regional maupun perolehan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB),” ungkapnya.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencantumkan tahun lalu sektor industri pengolahan atau manufaktur berkontribusi 27,13% terhadap total PDRB yang mencapai Rp884,14 triliun.

Dia menambahkan dari segi pasokan gas untuk indutri pemrov Jatim terus berupaya agar para operator maupun eksplorator sumber energi tersebut memprioritaskan kebutuhan lokal sebelum mengekspor. bisnisindonesia.com

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim