Tak Bisa Melaut, 1.300 Nelayan Terima Beras

ilustrasi: kompas.com

Sudah dua bulan, sebanyak 1.300 nelayan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tidak bisa melaut, akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi. Akibatnya, para nelayan, mengalami krisis pangan. Bahkan, mayoritas nelayan yang ada di wilayah Malang Selatan itu, sudah banyak yang dililit utang ke rentenir untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan pangan setiap hari.

“Melihat kondisi tersebut, Dinas Sosial Kabupaten Malang langsung bertindak memberikan bantuan berupa beras,” kata Kepala Dinas Sosial Kabupaten Malang, Anny Prihantari.

Menurut Anny, di Kabupaten Malang, sebanyak 1.300 nelayan yang masuk data base. Bantuan beras tersebut, masing-masing keluarga mendapat 30 kilogram untuk lima jiwa. “Yang kami salurkan masih 10.000 ton beras,” katanya.

Bantuan beras tersebut kata Anny, berasal dari beras cadangan pemerintah yang disimpan di Bulog Divisi Regional Malang. Adapun total jatah beras untuk pemerintah Kabupaten Malang, kalau ada kondisi darurat atau ada bencana sebanyak 10.000 ton. “Beras itu untuk jatah kalau ada kondisi darurat atau ada bencana,” ujarnya.

Untuk mencairkan jatah beras cadangan itu tambah Anny, Dinas Sosial harus berkoordinasi dengan Dinas Kelautan. “Yang jelas, kebutuhan beras untuk tahun ini lebih besar dari tahun lalu. Karena ada tambahan satu kecamatan lagi, yakni Kecamatan Donomulyo. Tahun lalu, Donomulyo itu tidak masuk data base,” katanya.

Sementara itu, Triono, salah satu nelayan di Pantai Licin, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, mengaku, sampai saati ini tetap tak bisa melaut. “Sampai sekarang, nelayan tetap tidak bisa melaut. Karena masih gelombang tinggi dan cuacanya masih buruk,” ujar Triono.

Triono berharap, semoga dalam waktu dekat, nelayan segera kembali bisa melaut. “Walau sudah dapat bantuan beras, nelayan tetap berharap segera gelombangnya tak tinggi. Cuacanya segera membaik,” harapnya. kompas.com

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim