PDRB Jatim: Tumbuh 7,22% Menjadi Rp 884,14 Triliun

ilustrasi: beritajakarta.com

Pendapatan domestik regional bruto (PDRB) Provinsi Jawa Timur sepanjang 2011 mencapai Rp884,14 triliun, tumbuh 7,22% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Data dari Badan Pusat Statistik Jatim menyebutkan dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun lalu sekitar 37,68 juta jiwa, PDRB per kapita provinsi itu menyentuh Rp23,46 juta. Jumlah itu naik 12,95% dibandingkan dengan 2010.

Irlan Indrocahyo, Kepala BPS Jawa Timur, menilai pertumbuhan ini merupakan imbas dari perkembangan ekonomi domestik yang cukup dinamis dan mulai membaiknya perekonomian wilayah Asia.

“Kondisi itu menjadi tantangan dan peluang bagi pelaku ekonomi Jatim dalam menghasilkan produk barang dan jasa yang kompetitif. Pada gilirannya akan mendorong peningkatan nilai tambah dan kesejahteraan masyarakat,” katanya kepada wartawan.

Data BPS Jatim juga menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Jatim selama 3 tahun terakhir selalu lebih tinggi dari angka nasional. Pada 2009 pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,63%, sedangkan Jatim 5,01%.

Pada 2010 Jatim mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,68%, sedangkan nasional hanya 6,2%. Pada tahun lalu, saat ekonomi Jatim tumbuh hingga 7,2%, nasional hanya 6,5%.

Menurut Irlan, inflasi Jatim yang relatif rendah dan pertumbuhan ekspornya yang cukup tinggi, membuat ekonomi provinsi itu terpacu lebih cepat dari nasional. Komoditas ekspor utama Jatim seperti tembaga dan barang-barang kimia tidak terkena dampak langsung dari krisis AS-Eropa, karena pasar ekspor dari Jatim tidak terlalu besar untuk kedua kawasan itu

“Selain itu, para pelaku industri juga ramai-ramai melakukan diversifikasi pasar ke negara-negar non tradisional,” ungkapnya.

Struktur perekonomian Jatim tahun lalu masih ditopang oleh tiga sektor utama, yakni sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor industri pengolahan, dan sektor pertanian. Namun, kontribusi ketiga sektor itu agak menurun dibandingkan dengan 2010 menjadi 72,51%, sedangkan tahun sebelumnya mencapai 72,70%.

“Penurunan kontribusi ketiga sektor ini mengindikasikan sektor-sektor lain tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga mengalami peningkatan kontribusi,” terang Irlan.

Dia menambahkan sektor konstruksi, misalnya menyumbang 4,67% terhadap total PDRB Jatim 2011, padahal pada 2010 hanya 4,49%. Demikian juga sektor lainnya, seperti pengangkutan dan komunikasi, serta keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.

“Perkembangan sektor yang bergerak pada pelayanan jasa itu sangat dibutuhkan guna mendukung sektor riil baik dalam berproduksi, distribusi, maupun pemasaran, sehingga keduanya bergerak seiring,” tegasnya. bisnisindonesia

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim