Universitas Brawijaya Minta Tambahan Dana Rp150 Miliar

ilustrasi: bisnisindonesia.com

Universitas Brawijaya (UB) Malang mengajukan tambahan dana sebesar Rp150 miliar kepada pemerintah pusat melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional Perubahan (APBN-P) untuk kelanjutan pembangunan Rumah Sakit (RS) UB.

Rektor UB Malang Yogi Sugito mengatakan tambahan dana tersebut untuk kelanjutan pembangunan RSUB yang berada di Jl. Soekarno-Hatta Malang tersebut. Sebelumnya anggaran yang sudah dikucurkan pemerintah sebesar Rp110 miliar.

“Anggaran total untuk fisik dan peralatan diperkirakan sebesar Rp600 miliar. Estimasinya untuk fisik menyedot Rp200 miliar dan peralatan alat kesehatan (alkes) sebesar Rp400 miliar,” katanya hari ini.

Terkait dengan masalah perizinan dan keberatan masyarakat sekitar lokasi pembangunan rumah sakit, Yogi mengungkapkan sudah tidak ada masalah berarti. Dalam hal perizinan misalnya UB sudah melakukan pengajuan izin baru dan izin tersebut sudah turun.

Adapun, menyangkut persoalan dengan warga sekitar yang menolak, menurutnya hal itu sudah bisa diselesaikan dengan cara musyarawah. Bahkan warga juga sudah melakukan kesepakatan dengan pihak UB. “Sebelum pembangunan memang ada penolakan dari warga. Namun sejauh ini warga sudah tidak keberatan hal itu ditandai adanya kesepakatan dengan 400 lebih warga sekitarRSUB yang mau menandatangani perjanjian.”

Selain itu, pihak UB juga siap menampung warga sekitar rumah sakit untuk menjadi tenaga kerja. Dengan begitu UB berharap kelanjutan pembangunan RSUB bisa segera dilakukan. Tentunya setelah kucuran dana APBN dari pemerintah pusat segera turun kembali.

Yogi menambahkan saat ini UB juga sudah mulai melakukan perekrutan terhadap tenaga medis utamanya tenaga dokter spesialis. Hanya saja, untuk merekrut tenaga tersebut UB mengaku cukup kesulitan.

“Terbukti sejak pendaftaran dibuka sejauh ini dokter spesialis yang mendaftar baru 35 orang. Ini membuktikan jika untuk merekrut tenaga dokter spesialis tidaklah gampang karena tawaran gaji di luar yang dipetik mereka cukup tinggi.”

Dia menilai keberadaan RSUB sangat strategis. Selain menjadi ajang belajar bagi mahasiswa fakultas kedokteran, juga dalam rangka memberikan kesempatan kepada masyarakat luas dalam hal memperoleh layanan kesehatan.

Mengingat, selama ini banyak masyarakat yang terpaksa berobat ke Surabaya hingga Jakarta menyusul ketersediaan kamar rumah sakit di Malang. Selain itu tidak afdol jika sebuah perguruan tinggi negeri (PTN) seperti UB yang mempunyai fakultas kedokteran tidak memiliki rumah sakit sendiri. “Selama ini banyak mahasiswa kedokteran kami yang terpaksa praktek ke rumah sakit di luar kota.” bisnisindonesia.com

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim