ilustrasi: kompas.com
Badan Pusat Statistik atau BPS memperkirakan, krisis ekonomi global akan membuat ekspor Jawa Timur (Jatim) mengalami tekanan berat selama 2012 karena volume pengiriman produk ke negara tujuan utama terus menurun.
“Krisis ekonomi global yang terjadi sejak tahun 2008 sangat memukul pengekspor asal Jatim seiring lambatnya pertumbuhan ekonomi global. Khususnya mereka yang memproduksi alas kaki, elektronik, besi baja, dan otomotif,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Jatim Irlan Indrocahyo di Surabaya.
Menurut dia, kini Jatim perlu membidik pasar ekspor baru seperti ke wilayah Timur Tengah dan beberapa negara di Benua Asia. Hal tersebut karena kondisi perekonomiannya lebih stabil dibandingkan negara yang selama ini menjadi tujuan utama ekspor Jatim.
“Sementara itu, selama Desember 2011, nilai ekspor Jatim turun 17,81 persen dibandingkan kinerja November 2011 menjadi 1,498 miliar dollar AS,” ujarnya. Namun, secara kumulatif, dia mengatakan bahwa ekspor Jatim antara Januari-Desember 2011 mencapai 19,029 miliar dollar AS atau meningkat 35,18 persen dibandingkan pencapaian periode sama tahun 2010.
“Dari jumlah tersebut, selama tahun 2011, ekspor nonmigas menyumbang 17,401 miliar dollar AS atau naik dibandingkan periode serupa tahun 2010,” katanya. Ia menjelaskan, antara Januari-Desember 2011, ekspor nonmigas Jatim didominasi tembaga senilai 2,847 miliar dollar AS. “Lalu, diikuti bahan kimia organik senilai 2,567 miliar dollar AS dan kertas/karton senilai 1,212 miliar dollar AS,” katanya.
Adapun berdasarkan negara tujuan ekspor nonmigas Jatim, tambah dia, selama Januari-Desember 2011, Jepang merupakan negara tujuan ekspor nonmigas terbesar senilai 3,405 miliar dollar AS.
“Peringkat selanjutnya, China senilai 2,171 miliar dollar AS, Amerika Serikat 1,520 miliar dollar AS, Malaysia 1,416 miliar dollar AS, dan Afrika Selatan senilai 702,08 juta dollar AS,” katanya. kompas.com
