Kaum Thariqah dan keluarga Jamiah Ahlith Thariqah diharapkan bisa menjadi contoh dan pelopor bagi perdamaian di Indonesia. Hal itu disampaikan Presiden Republik Indonesia, DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada Muktamar XI Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah di Pondok Pesantren Al Munawwariyyah, Desa Sukomoro, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Rabu(11/1)
Menurutnya, tradisi dan pendekatan Kaum Thariqah sangat tepat untuk mengatasi berbagai perselisihan, konflik, dan benturan dalam kehidupan masyarakat. “Bangsa kita adalah bangsa majemuk, dengan kehendak serta aspirasi yang sangat beragam. Oleh sebab itu, thariqah sangat tepat dalam menjaga perdamaian diantara kemajemukan bangsa kita,” ujarnya.
Sekarang ini, kita hidup dalam masa demokrasi, kebebasan, dan keterbukaan. Akibatnya kehidupan masyarakat sangat dinamis, benturan dan kekerasan bisa terjadi setiap saat, termasuk benturan antar umat beragama, suku, etnis dan daerah. “Oleh karena itulah, para ulama, serta masyarakat, harus bisa mengelolanya dengan arif, bijak, dan tepat, ” sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, SBY, sapaan akrab Presiden Republik Indonesia itu, mengungkapkan rasa optimisnya atas komitmen-komitmen yang disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur, DR. H. Soekarwo, Ketua Thariqah se-Indonesia, Habib Lutfi bin Ali bin Yahya, dan Ketua PBNU, Prof. DR. Syaid Aqil Shiraj untuk berbuat yang terbaik bagi bangsa Indonesia. “Saya terkesan atas kejernihan, dan keteduhan dalam berfikir para pemimpin Jatim dan ulama di Indonesia dalam mengatasi persoalan dengan pendekatan dan cara yang mulia dan bertabat, ” tuturnya.
Sementara itu, Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim itu, mengharapkan muktamar ke XI ini, dapat memberikan semangat positif, inspiratif sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang terbaik untuk kemajuan organisasi serta bermanfaat bagi bangsa dan Negara.
Dalam menanggapi peristiwa Sampang, ia melakukan pendekatan persuasif dengan tokoh agama dan mereka yang bermasalah. “ Para korban yang mengungsi akan kembali ke rumah secara bertahap khususnya bagi mereka yang memiliki ternak serta yang berusia lanjut akan dikembalikan ketempat asal dengan disertai pencerahan terhadap hukum agama yang sesuai dengan Al-Quran dan Hadits khususnya bagi pihak yang bersengketa,” tegasnya.
Pada Muktamar ke XI ini, dihadiri sekitar 8.000 peserta yang berasal dari seluruh pelosok tanah air, dan 16 diantaranya berasal dari Negara sahabat , antara lain Yaman, Abu Dabi, Malaysia, Singapura, Amerika,Mesir. Hadir diantara para undangan yakni Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Wagub Jatim, Wagub Jabar, Formimda dan Bupati walikota Se Jatim. (bhi)