Lawan Impor, Berdayakan Buah Lokal Unggulan

ilustrasi: kabarbisnis.com

Provinsi Jawa Timur (Jatim) memiliki kiat sendiri untuk meminimalisasi masuknya buah impor. Salah satu basis pertanian di Indonesia itu berupaya mengembangkan dan memberdayakan buah lokal unggulan.

Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Jatim, Sita Ratih Purwandari mengatakan, Jatim memiliki berbagai buah lokal unggulan. Bahkan, dalam kurun waktu satu tahun, musim panen buah selalu silih berganti. Setelah musim mangga, ada musim nangka, setelah itu musim durian dan musin rambutan. Bahkan, ada buah-buahan yang sepanjang tahun ada, seperti buah pisang, buah nanas, dan buah belimbing.

“Hanya saja, masyarakat kita yang masih menganggap buah lokal kalah dengan buah impor. Padahal tidak juga, buah kita cukup banyak yang kualitasnya unggul,” ujar Sita Ratih Purwandari.

Agar masyarakat kembali mencintai komoditas buah lokal, dalam beberapa tahun terakhir ini Jatim telah mengembangkan produk buah lokal unggulan.

Beberapa jenis buah yang dibididayakan di antaranya jeruk keprok batu 55. Jeruk berkulit kuning seperti jeruk impor Mandarin ini dikembangkan di Dau Malang dan di Bumi Aji Batu. Ada juga jeruk keprok Madura dibudidayakan di Madura dan jeruk keprok pucung di Ponorogo.

“Memang masih belum banyak. Saat ini sudah ada ribuan batang yang telah panen. Harganya cukup mahal Rp15.000 per kilogram di tingkat petani dan jenis ini sangat digemari pasar dalam negeri. Bahkan, seluruh produksinya selalu habis dikirim ke Jakarta, Jatim tidak kebagian,” ungkapnya.

Selain itu, ada komoditas durian Repto yang dikembangkan di ratusan hektar lahan di wilayah Trenggalek. Durian Kanjeng dibudidayakan di Ponorogo sekitar 11 hektar.

“Sekarang kita sedang mengembangkan varietas mangga warna merah, mangga Garifta dan Marifta di Pasuruan. Komoditas ini dulu diimpor dari Australia,” terang Sita.

Langkah ini untuk kembali menarik minat pasar dalam negeri. Sebab, dalam beberapa tahun terakhir, trend buah impor terus melaju karena besarnya permintaan pasar.

Data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim menyebutkan, impor komoditas buah-buahan dan sayur-sayuran pada tahun 2011 periode Januari-September mencapai US$277,264 juta, naik dari tahun 2010 di periode yang sama sebesar US$204,334 juta. kabarbisnis.com

Komentar Pembaca

  1. Kami yang tinggal di daerah diluar Trenggalek, apakah bisa ikut membudidayakan durian repto? kalau bisa kepada siapakan yang harus kami hubungi untuk mendapatkan bibitnya? Jika ada diantara pembaca ada yang bisa memberi infonya silahkan kirim mailto wahyuwdd@yahoo.co.id

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim