ilustrasi
Kinerja ekspor nonmigas Jawa Timur terus digenjot. Hal ini terlihat dari realisasinya yang mengalami kenaikan signifikan selama bulan November 2011.
Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim merilis, laju ekspor nonmigas Jatim sepanjang Nopember 2011 mengalami kenaikan 39,33% dibanding Oktober 2011. Pada Oktober 2011, realisasi ekspor nonmigas mencapai US$ 1,202 miliar naik menjadi US$1,675 miliar di bulan November 2011.
Besarnya kenaikan tersebut dipicu oleh naiknya volume ataupun nilai ekspor untuk berbagai komoditas, di antaranya bahan kimia organik sebesar 103,21%, komoditas tembaga 17,63%, lemak dan minyak hewani naik 71,40%.
Bahkan untuk komoditas emas perhiasan dan komoditas karet serta barang dari karet kenaikannya cukup tinggi. Untuk karet sebesar 790,44% dari US$6,731 juta menjadi US$59,943 juta sedangkan komoditas emas perhiasan naik sebesart 328,46%, dari US$40,231 juta menjadi US$172,377 juta.
“Meskipun kenaikan terbesar terjadi untuk ekspor komoditas karet dan emas, namun secara umum ekspor terbesar di Nopember disumbang oleh bahan kimia organik yang mencapai US$267,397 juta. Komoditas ini pada bulan Oktober menduduki peringkat kedua terbesar dengan nilai US$131,586 juta,” ujar Kepala BPS Jatim, Irlan Indrocahyo, di Surabaya, Senin (2/1/2012).
Sementara komoditas penyumbang terbesar kedua adalah tembaga dengan nilai US$212,899 juta, naik dari bulan sebelumnya sebesar US$180,985 juta.
Berdasarkan negara tujuan, Jepang masih menjadi tujuan utama dengan realisasi ekspor US$354,186 juta, disusul China sebesar US$255,470 juta dan Afrika Selatan sebesar US$163,692 juta.
Realisasi ekspor ke Afrika Selatan ini tren kenaikannya cukup tinggi, mencapai 1.243,19% dibanding bulan Oktober yang masih dikisaran US$32,750 juta. Sehingga posisinya melejit dari nomor lima menjadi nomor tiga negara tujuan ekspor terbesar.
“Ketiga negara tersebut menyumbang total ekspor Nopember sebesar 46,15%,” ujarnya. kabarbisnis.com
