ilustrasi: kompas.com
Jawa Timur, salah satu lumbung padi nasional, tahun 2012 menargetkan produksi padi mencapai 13 juta ton. Walaupun pemerintah pusat hanya memberi target 12,736 juta ton, Jawa Timur optimistis bisa mencapai 13 juta ton.
Apalagi, kata Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jatim Achmad Nurfalakhi di Surabaya, selisih target pemerintah pusat dengan daerah hanya 300.000 ton Gabah Kering Giling (GKG).
Untuk memenuhi target tersebut, perlu perluasan area panen 2.057.244 hektar sawah, melalui peningkatan indeks pertanaman dari 1,83 persen menjadi 2,3 persen. Dengan kenaikan indeks pertanaman, meski luas lahan tetap, tapi masa tanam dalam dua tahun ke depan akan mencapai lima kali, dari saat ini yang hanya mencapai empat kali atau dua kali dalam setahun.
Luas area bisa ditingkatkan jika pasokan air lancar, sehingga harus koordinasi dengan Dinas Perairan agar melakukan perbaikan dan penambahan waduk, embung, serta jaringan irigasi yang dibutuhkan. Pembangunan enam waduk, yakni Waduk Nipah, Bajul Mati, Bendo, New Sembayat, Rawa Jabung, dan Bojonegoro perlu dipercepat.
Empat waduk lagi untuk mengantisipasi kekeringan adalah Waduk Gongseng, Karangnongko, Kresek, dan Tugu. Jadi untuk melakukan perbaikan dan penambahan fasilitas irigasi pertanian di Jatim butuh anggaran sekitar Rp 7,631 triliun.
Perluasan area panen juga diperoleh melalui program Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K) dari lahan perhutani seluas 74.000 hektar.
Selain itu, kenaikan produktivitas padi juga harus ditingkatkan melalui program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) reguler, baik untuk padi hibrida maupun padi non hibrida serta padi lahan kering, serta Sekolah Lapang Modern. kompas.com
