Semester II, Ekspor Sepatu Jatim Anjlok 30%

ilustrasi: surabayapost online

Pengaruh krisis global yang terjadi di Amerika dan Eropa sudah dirasakan oleh pelaku industri sepatu di Jawa Timur. Semester ke-2 tahun ini, ekspor sepatu dari Jawa Timur menyusut hingga 30% dibandingkan dengan semester sebelumnya.

Hal itu dikatakan oleh Executive Manager Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) DPD Jawa Timur, Tukidjan. Meskipun tahun depan ia belum bisa memperkirakan dampak krisis di Eropa dan Amerika terhadap ekspor sepatu di Jawa Timur, ia meyakini dampak krisis akan berlanjut sampai pertengahan tahun depan.

Tukidjan menjelaskan, semester pertama tahun ini ekspor sepatu dari Jawa Timur mencapai 11,80 juta ton dengan nilai USD 185,17 atau setara Rp 1,64 triliun. Meski sampai pertengahan tahun ada kenaikan, namun ia menilai di semester akhir cenderung menurun karena gejolak ekonomi Eropa dan Amerika yang tak kunjung selesai.

“Saya proyeksikan volume ekspor sebesar 18 ribu ton sampai akhir tahun ini. Perkiraan kami ada kenaikan untuk total secara keseluruhan. Tapi kalau berbicara per semester, di semester ini jelas turun akibat krisis global yang hingga kini belum menentu,” katanya.

Tukidjan menjelaskan, tujuan ekspor sepatu di Jatim lebih banyak ke negara-negara Uni Eropa, Amerika, dan Jepang. Pasalnya, bahan baku sepatu yang impor sekitar 80% lebih banyak didatangkan oleh buyer dari negara-negara tersebut.

“Karena yang menentukan bahan baku buyer dari luar, merknya juga ditentukan oleh buyer. Buyernya dari Amerika, sedang dari Eropa kebanyakan dari Jerman dan Italia. Untuk Asia dari Jepang dan Malaysia,”jelasnya.

Menurutnya, buyer dari luar negeri memesan sepatu di industri Jatim karena selain harganya bersaing, juga kualitasnya yang terjamin bagus. Alasan lain adalah bea masuk yang cukup besar di negara lain, sementara di Indonesia bea masuknya hanya sekitar 5%.

“Ekspor dari China kalau masuk ke negara Uni Eropa bea masuknya tinggi sekali, sampai 35% karena kena dumping. Bedanya kita tarif normal. Manakala ada perjanjian dagang paling tinggi bisa sampai 5%,” paparnya. surabayapost online

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim