Produksi Gula Jatim Naik 14%, Gubernur Tolak Importasi

ilustrasi:bisnis.com

roduksi gula di Jawa Timur pada 2011 yang diolah oleh sedikitnya 31 pabrik gula milik tiga BUMN dan swasta itu mengalami peningkatan sekitar 14% atau diprediksi mencapai 1,25 juta ton dibandingkan capaian 2010 sebesar 1 juta ton.

Hasil produksi Jatim sebesar 1,25 juta ton itu menjadikan provinsi tersebut mengalami surplus gula 750.000-800.000 ton dari kebutuhan konsumsi gula penduduk Jatim sebesar 432.697 ton.

Gubernur Jawa Timur, Soekarwo mengakui bila provinsinya masih merupakan sentra utama produksi gula nasional.

“Meski secara nasional diinformasikan ada penurunan produksi gula, namun Jatim masih bisa menjadi provinsi terpenting dalam menghasilkan komoditas pokok itu. Terbukti, hingga November 2010 produksinya telah mencapai 1,1 juta ton, atau lebih tinggi dari produksi 2010 sebesar 1 juta ton,” kata Soekarwo kepada Bisnis, hari ini.

Soekarwo menyatakan produksi gula Jatim diprediksi masih bisa bertambah hingga mencapai total 1,25 juta ton hingga akhir tahun ini.

“Artinya bila angka 1,25 juta tercapai maka ada peningkatan produksi sekitar 14% dibandingkan tahun lalu [2010], ini menjadi sangat penting mengingat hanya Jatim-lah di pulau Jawa yang sampai saat ini masih surplus kebutuhan gulanya,” tegasnya.

Gubernur Jatim menerangkan berdasarkan data Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI), Jatim masih konsisten menjadi provinsi yang surplus gula.

“Di Indonesia, ada dua Provinsi utama yang memiliki surplus gula yaitu Jatim dan Lampung. Bila mengacu data P3GI, kebutuhan konsumsi gula penduduk Jatim sebesar 432.697 ton sehingga dengan produksi 1,25 juta ton akan ada surplus sekitar 750.000-800.000 ton.”

Soekarwo menegaskan meski produksi gula Jatim naik namun pihaknya masih relatif kuatir akan adanya kebijakan importasi gula guna menutupi kebutuhan gula konsumsi nasional. “Secara umum produksi gula nasional turun, jadi kemungkinan impor gula sangat besar.”

Sebelumnya, Soekarwo sempat menegaskan bila Pemprov Jatim akan berupaya konsisten untuk menolak kebijakan impor gula itu.

“Pemprov Jatim akan berupaya konsisten. Bila kebijakan impor tetap dilakukan pemerintah pusat diharapkan tidak masuk ke Jatim bila produksi gula Jatim masih menumpuk di gudang-gudang PG [pabrik gula]. Namun, bila gudang-gudang kondisinya kosong maka kebijakan gula impor untuk masuk Jatim akan dipertimbangkan,” tegasnya kepada Bisnis, pekan lalu.

Data yang dihimpun Bisnis, produksi gula di Jatim itu dilakukan oleh 31 PG yang dimiliki oleh tiga BUMN yaitu PTPN X (11 PG), PTPN XI (16 PG), PT Rajawali Nusantara Indonesia (3 PG) dan swasta yaitu PT Kebonagung 1 unit PG.

Produksi gula nasional pada musim giling 2011 diprediksi mencapai kisaran 1,9-2,1 juta ton, sedangkan tingkat juukonsumsi gula kristal putih untuk masyarakat per tahun mencapai 2,7 juta ton sehingga ada shortage atau kekurangan sekitar 600.000-800.000 ton.

Kondisi kekurangan kebutuhan gula masyarakat ini hingga musim giling 2012 kemungkinan akan dicukupi melalui proses importasi.

Saat ini kekurangan stok gula akibat menurunnya produksi gula nasional telah diakui dan berulang kali disampaikan pejabat pemerintah, sehingga kebijakan importasi gula sepertinya tidak akan bisa dihindari dan segera akan diputuskan oleh pemerintah pusat dalam waktu dekat ini. bisnis.com

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 7255. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim