Bupati Bojonegoro Ancam Hentikan Proyek

ilustrasi: surabayapost online

Bupati Bojonegoro Suyoto mengancam bakal menghentikan paksa proyek pembangunan double track atau rel kereta api (KA) ganda yang melalui wilayahnya. Sebab, proyek tersebut dinilai mengganggu saluran irigasi. Khususnya desain kontruksi bantalan jembatan rel yang terdapat tiang penyangga di tengah jembatan. Tiang penyangga tersebut tertanam di tengah anak sungai yang dimanfaatkan sebagai saluran irigasi pertanian.
Bupati Suyoto meminta agar PT KAI segera menyelesaikan persoalan gangguan lingkungan yang timbul akibat adanya proyek tersebut. Jika tidak, maka pihaknya tak segan-segan untuk menghentikan paksa pelaksanaan proyeku.”Keberadaan proyek ini tak hanya mengakibatkan gangguan lingkungan. Sejumlah fasilitas milik pemerintah juga rusak,” ujar dia kepada Surabaya Post, Senin (5/12) pagi.

Menurut Suyoto, Pemkab Bojonegoro telah melayangkan protes atas gangguan lingkungan yang diakibatkan proyek double track kepada PT KAI. Sehingga, ia berharap segera ada tindak lanjut dengan melakukan perbaikan saluran irigasi yang tersumbat oleh material maupun peralatan proyek. Sebab, sejak adanya proyek itu air hujan yang mestinya dapat teralirkan melalui saluran irigasi, ternyata meluber ke lahan pertanian warga.

“Jika kondisi ini terus dibiarkan, maka tanaman padi milik petani akan rusak,” tandasnya. “Akibatnya, produksi pertanian juga menurun dan tentu akan berpengaruh pada target produktivitas pertanian secara regional maupun nasional,” urai Ketua DPW PAN Jawa Timur ini.

Suyoto menegaskan, keberadaan saluran irigasi di wilayahnya sangat urgen. Sebab, saluran irigasi itu menjadi andalan bagi para petani untuk mendapatkan suplai air bagi lahan pertanian mereka. Selain itu, lanjut dia, saluran irigasi tersebut juga bermanfaat untuk mengalirkan pembuangan air akibat curah hujan berlebih dengan muara di Bengawan Solo.

Untuk itu, Suyoto memberikan deadline atau tenggat waktu selama dua hari kepada PT KAI untuk merespons dan memperbaiki fasilitas yang rusak di daerahnya.”Jika selama dua hari tidak ada respons yang baik dari PT KAI, kami akan memberhentikan paksa proyek tersebut,” ancamnya.

Sebelumnya, Kasi Operasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Hirnowo juga menyesalkan keberadaan proyek double track yang mengganggu saluran irigasi di Bojonegoro. Menurut dia, gangguan akibat adanya proyek tersebut sangat terasa setelah memasuki musim penghujan tahun ini. Sebab, saluran irigasi yang selama ini menjadi jalur utama pembuangan air sudah di urug untuk landasan rel yang baru.

Hirnowo mengaku, pihaknya telah melakukan survey terhadap saluran air di sepanjang jalur rel mulai dari Bojonegoro, Lamongan hingga Gresik. Hasilnya, pihaknya menemukan sedikitnya ada 12 saluran irigasi di wilayah yang terganggu akibat keberadaan proyek tersebut.

“Selain saluran irigasi, bangunan air lainnya juga terganggu. Yakni, saluran drainase yang selama ini berfungsi sebagai saluran pembawa sekaligus untuk pembuangan air,” tutur dia.

Akibat gangguan tersebut, menurut Hirnowo, tak sedikit lahan pertanian yang terendam air jika turun hujan lebat. Apalagi, saat ini petani yang berada di sepanjang jalur rel mulai Bojonegoro hingga Lamongan sedang memasuki musim tanam di akhir tahun ini. ”Kami akan melaporkan hal itu ke Provinsi Jawa Timur untuk ditindaklanjuti agar tidak merusak tanaman padi di sekitarnya,” ujarnya. surabayapostonline

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 6300. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim