ilustrasi: kompas.com
Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus mendorong perusahaan daerah agar go public, terutama perusahan yang return investment (ROI)-nya bagus. Salah satu syarat merealisasikan dengan melihat manajemen perusahaan.
Demikian dikatakan Gubernur Jawa Timur Soekarwo saat membuka Investor Summit And Capital Market Expo 2011 di Grand City Convex Surabaya.
“Upaya Pemprov Jatim untuk meningkatkan kinerja badan usaha milik daerah (BUMD) dengan meneropong sejarah perusahaan, biaya operasional serta sumber daya manusia,” katanya.
Jika BUMD go public, kata dia, secera otomatis akan memberi dampak langsung bagi Jatim sehingga semakin banyak investor menambah modal mengingat pasar bagus. Bagi perusahan yang tergolong dalam good corporate govermnet (GCG) dapat diketahui oleh khalayak lewat berbagai media.
Soekarwo juga mengimbau pemilik modal agar berinvestasi di Jatim karena situasi kondusif dan paling layak untuk berinvestasi. Pemerintah hanya perlu sedikit turun tangan untuk membenahi infrastruktur dan menaikkan industri makanan dan minuman. “Jika itu terwujud pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 8 persen tanpa overheated atau permintaan lebih cepat dari suplai,” jelasnya.
Ditambahkannya, pertumbuhan ekonomi Jatim terus meningkat 15,51 persen terhadap produk domestik nasional. Memasuki triwulan III sampai September 2011 mampu menembus 7,12 persen, yaitu Rp 657,815 triliun. “Angka itu melebihi laju nasional sebesar 6,5 persen,” ujarnya.
Salah satu komponen PDRB, lanjutnya, ditentukan oleh konsumsi dan untuk konsumsi usaha ekonomi produktif sebanyak 80 persen. Selain itu, izin investasi periode Januari September naik 300 persen, yaitu Rp 30,6 triliun, dibanding tahun 2010 sebesar Rp 10 triliun. Realisasi izin dalam satu triwulan untuk penanaman modal asing (PMA) sekitar Rp 12 triliun, PMDN Rp 17 triliun. Investasi daerah Rp 50 triliun sehingga total hingga September Rp 80 triliun, sementara tahun 2010 sebesar Rp 59 triliun atau naik 35 persen dari tahun lalu. kompas.com
