Produksi Tembakau Naik 13,6%

ilustrasi: kabarbisnis.com

Panjangnya musim kemarau yang tengah berlangsung menjadi berkah tersendiri bagi petani tembakau di Jawa Timur. Pasalnya, produktivitas tembakau mereka menjadi meningkat menjadi sekitar 1,4 ton per hektar. Produksi juga naik dari 110.000 ton menjadi 125.000 ton, atau naik 13,6%.

“Panen kali ini cukup bagus. Selain produktivitas lahan tembakau naik, luas area tembakau di Jatim juga naik. Hal inilah yang kemudian menyebabkan produksi tembakau Jatim meningkat sekitar 15.000 ton,” ungkap Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), Amin Subarkah, di Surabaya.

Peningkatan area tanam tembakau ini, menurut Amin, disebabkan banyaknya area padi yang mengalami puso atau gagal panen yang kemudian dialihfungsikan sebagai lahan tembakau. Di Bojonegoro, umpamanya, biasanya lahan tembakau tidak sampai 10.000 hektar, sekarang menjadi lebih dari 10.000 hektar. Dan kondisi seperti di Bojonegoro juga terjadi di hampir seluruh wilayah pertanian di Jatim. Dari total lahan tembakau Jatim yang biasanya mencapai 90.000 hektar sekarang naik menjadi 100.000 hektar.

Sementara produktivitas sekarang juga mengalami kenaikan menjadi rata-rata 1,4 ton per hektar untuk lahan sawah dan sekitar 700 kuintal hingga 9.000 kuintal untuk lahan pegunungan.

Hanya saja, lanjutnya, bagusnya kualitas dan produksi ini kiranya tidak diikuti oleh perbaikan harga jual tembakau. Akibat produksi meningkat, harga tembakau menjadi anjlok. Dari rata-rata harga sebelum Lebaran Idul Fitri yang masih di kisaran Rp45.000 per kilogram sekarang menjadi Rp25.000 per kilogram.

Penurunan ini terjadi di seluruh lumbung tembakau Jatim. Bahkan di Temanggung, harganya mengalami penurunan yang cukup besar, dari Rp120.000 per kilogram menjadi Rp50.000 hingga Rp60.000 per kilogram.

Turunnya harga ini akibat penuhnya gudang pembelian industri rokok besar, sehingga produksi sebagian besar diserap oleh IKM rokok yang memiliki keterbatasan pendanaan.

“Pastinya pelaku IKM rokok ini akan berupaya mendapakan harga paling murah. Namun yang patut disyukuri, harga ini sebenarnya sudah di atas Break Event Point (BEP),” katanya. kabarbisnis.com

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim