Biaya Tinggi di Tanjung Perak

ilustrasi: kabarbisnis.com

Perbaikan Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) Tanjung Perak, Jawa Timur, dinilai cukup mendesak. Pasalnya, tren perdagangan yang terus meningkat memaksa perbaikan APBS segera direalisasikan.

Direktur Utama PT Terminal Petikemas Surabaya, M Zaini, mengatakan, persoalan alur telah menjadi harga mati dalam perbaikan pelayanan dan kinerja pelabuhan Tanjung Perak. Namun sejauh ini, kondisi APBS sangat memprihatinkan. Selain karena kedalamannya hanya minus 9 meter dengan lebar 100 meter, di bawah laut juga banyak ditemukan kabel-kabel yang berserakan dan pipa gas milik PT Kodeco Energi Co. Ltd yang melintang di APBS.

“Memang masih ada kapal petikemas dengan panjangnya 217 meter dan kapasitas angkut sebesar 4.000 TEUs. Namun muatan mereka tidak sampai penuh, hanya bisa muat sekitar 600 TEUs saja. Kondisi alur tidak mendukung,” kata Zaini, Surabaya.

Zaini mengatakan, saat ini tren perdagangan terus meningkat. Sampai bulan September arus petikemas melalui TPS sudah mencapai 941.000 TEUs atau naik 2,6%. Bahkan petikemas internasional naik 11,4% dibanding 2010 pada periode yang sama.

Sementara itu, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Indonesia National Shipowner Asociation (INSA) juga mendesak adanya perbaikan kondisi APBS secepatnya.

Karena dengan kondisi APBS seperti saat ini, kapal berkapasitas besar tidak bisa masuk ke pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Akibatnya, tercipta biaya tinggi di sektor transportasi. Ujung-ujungnya, harga komoditas menjadi lebih mahal.

“Perbaikan alur APBS ini sangat urgen. Melalui perbaikan inilah akan tercipta ekonomi biaya rendah di sektor transportasi. Dan kita akan terus meminta APBS segera diperbaiki, agar kapal besar bisa masuk dengan mudah. Sebab ini tidak hanya menyangkut kepentingan Jatim saja, akan tetapi juga perdagangan internasional,” kata Ketua Umum DPP INSA, Carmelita Hartoto.

Lebih lanjut Carmelita mengungkapkan, persoalan alur bagi pelayaran adalah persoalan yang sangat mendasar mengingat kondisi alur sangat menentukan keselamatan dan kelancaran pelayaran. Terlebih dengan adanya komitmen INSA berupaya mengembalikan citra angkutan laut Indonesia di mata dunia maritim internasional, maka perbaikan APBS menjadi harga mati.

“Kami berniat untuk mengembalikan citra kemaritiman nasional layaknya pada tahun 1980-an,” katanya membara. kabarbisnis.com

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim