Impor Beras Menyusahkan Petani

ilustrasi: kabarbisnis.com

Forum Peduli Indonesia (Fopin) Jawa Timur (Jatim) menuntut kepada Perum Bulog untuk menyetop beras impor karena langkah ini tidak pro-petani dan bisa mematikan mereka.

Salah seorang koordinator Fopin, Suyanto, mengungkapkan, alasan Bulog untuk tidak menyerap beras petani dan lebih memilih impor dari Vietnam adalah alasan yang tidak masuk akal. Pasalnya, kenaikan harga beras di tingkat petani tersebut adalah akibat dari naiknya harga pupuk, tenaga kerja, serta berbagai kebutuhan produksi lainnya.

“Harga pupuk naik, tenaga kerja naik sehingga harga naik. Tetapi Bulog berpaling dan tidak mau membeli beras petani, Bulog justru impor dari Vietnam,” kata Suyanto dalam orasinya di depan kantor Bulog Jatim.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa langkah Bulog untuk importase beras hanya akan mematikan nasib petani. Petani tidak pernah merasakan kemakmuran. “Ibaratnya, ayam mati di lumbung padi. Karena Jatim adalah lumbung padi penyangga Indonesia Timur,” ungkapnya menegaskan.

Ia menengarai, langkah ini hanya kedok pemerintah untuk mendapatkan proyek pengadaan beras melalui impor. “Katanya beras petani basah, katanya kurang pering. Petani adalah pahlawan yang harus dibeli berasnya, tetapi kenapa Bulog beli beras impor,” teriak Suyanto dalam orasinya.

Ketua Fopin Baso Suherman menyatakan, selama dua tahun ini kebijakan perberasan nasional sangat tidak pro-rakyat, lambat dan telah menghancurkan nasib petani karena dengan mudah melakukan importasi beras. Padahal Indonesia adalah negara agraris penghasil beras, khususnya Jatim.

Untuk itu, ia menuntut pencopotan Pejabat tertinggi yang ada di tubuh Bulog. Ia juga menolak adanya importasi beras dari Vietnam.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Kepala Bulog Jatim, Gede Rempyana menyatakan bahwa adanya unjuk rasa oleh Fopin Jatim tersebut hanya karena kurangnya informasi terkait importasi beras. Karena sebenarnya Bulog hanya mendapatkan penugasan dari Kementerian Perdagangan. Dan di Jatim, langkah impor ini berada dibawah koordinasi dan kendali Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim.

“Ini hanya karena kurang jelasnya informasi terhadap importasi beras. Karena sebenarnya langkah yang kami ambil ini hanya sebagai penugasan dari pusat dan dibawah koordinasi Pemprov mengingat kondisi perberasan nasional sedang krisis,” kata Gede.

Bahkan, beberapa saat yang lalu, Bulog juga telah melakukan sosialisasi jika terjadi kekurangan stok, !ulog ambil langkah untuk pengamanan pangan.

Seperti yang telah diberitakan, saat ini Bulog Jatim telah mendapatkan penugasan dari Kementerian Perdagangan untuk menyalurkan beras impor sebesar 325.000 ton.

Saat ini, beras impor dari Vietnam yang sudah datang mencapai 55.699 ton, sementara yang sedang bongkar di Tanjung Perak mencapai 33.650 ton. Sisanya sebesar 235.651 ton akan datang pada Oktober hingga Februari 2012.

Langkah impor tersebut dilakukan untuk pengamanan pangan di Jatim. Sebab, Bulog adalah lapis ke dua dalam ketahanan pangan. kabarbisnis.com

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim