Kekeringan Pemprov Bantu Air, Tandon, dan Jeriken di Gresik

ilustrasi

Gubernur dan Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Jawa Timur memberikan sumbangan air bersih, tandon air dan jeriken ke daerah yang kekeringan dan kesulitan air bersih di Kabupaten Gresik.

Bantuan dikirim sejak minggu lalu. Desa Munggugianti Kecamatan Benjeng dan Metatu Kecamatan Cerme masing-masing menerima dua unit tandon air kapasitas 2.000 liter dan 10 jeriken.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik, Hari Sucipto, Minggu (25/9/2011), menjelaskan, bantuan air yang diberikan BNPB dan Gubernur senilai Rp 5,5 juta ini diberikan kepada masyarakat desa terdampak kemarau panjang. Bantuan itu merupakan tambahan dari pasokan air yang telah di alokasikan Pemkab Gresik.

“Kami terus mengupayakan bantuan air bersih ini untuk mengurangi dampak kekeringan ini bagi masyarakat Gresik yang daerahnya kekurangan air bersih,” kata Hari.

Menurut Perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Juanda, hingga Desember mendatang, sejumlah wilayah di Provinsi Jawa Timur akan dilanda kekeringan. Hujan akan tiba di beberapa wilayah tersebut pada minggu pertama hingga keempat Desember.

Kepala Bidang Kedaruratan Logistik BPBD, Iwan Lukito, menambahkan, sejumlah kecamatan telah merevisi kembali laporan desa terdampak kekeringan. Ia mencontohkan, Kecamatan Benjeng yang meminta tambahan pasokan air untuk 11 desa lain, selain 12 desa yang sudah dilaporkan. Sebelumnya ada 108 desa di delapan kecamatan yang melaporkan kekeringan.

“Kami menunggu revisi dari laporan sebelumnya lalu akan memetakan kembali wilayah kekeringan, dan bantuan yang akan di alokasikan. Semula direncanakan ada 280 tangki air dengan kapasitas 5.000 liter yang akan didistribusikan,” ujar Iwan.

Masyarakat Desa Metatu menyambut gembira dengan bantuan tandon air dari Provinsi. Mereka tidak perlu antre lagi saat pembagian air dengan truk tangki air.

“Selang dari tangki terlalu besar. sehingga airnya banyak yang tumpah saat dimasukkan ke jeriken. Selain itu waktunya juga lama,” kata Tohir (25) warga Desa Metatu.

Mila (63), menyampaikan hal senada. Lamanya antrean saat pasokan air dari tangki datang dan panas membuat cepat lelah. Tetapi dia dan warga lainnya memilih antre air kiriman, karena air telaga yang selama ini dimanfaatkan untuk keperluannya mandi, mencuci, bahkan memasak telah kering.

“Kalau sudah tandon enak, bisa ambil air saat pagi atau sore,” tuturnya.

Warga 56 desa yang tersebar di 12 kecamatan di Kabupaten Lamongan juga kesulitan air bersih. Kesulitan air bersih itu tersebar di Kecamatan Kembangbahu, Tikung, Deket, Kedungpring, Modo, Sugio, Sarirejo, Mantup, Sukorame, Ngimbang, Sambeng, dan Kecamatan Bluluk. Telaga-telaga di pekarangan rumah untuk menampung air hujan tidak bisa dimanfaatkan karena kering. kompas.com

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim