Petani Tembakau Memulai Panen Raya

ilustrasi:kompas.com

Petani tembakau di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mulai menggelar panen raya setelah tiga bulan bekerja keras merawat tanaman mereka. Panen tahun ini disambut gembira karena harga tembakau rajangan tinggi dan produksi bagus, berbeda dengan tahun lalu ketika hasil panen jeblok.

Panen raya tembakau di Madiun dimulai di Desa Ngale, Kecamatan Pilangkenceng, yang merupakan salah satu sentra penghasil tembakau dengan luas tanam paling besar, yakni mencapai 123 hektar, dari total 610 hektar areal tanam yang dibudidayakan pada 2011.

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia Kabupaten Madiun Lilik Indarto Gunawan, Rabu, mengatakan, harga tembakau rajangan dengan kualitas baik saat ini mencapai Rp 80.000 hingga Rp 120.000 per kilogram. Harga itu jauh lebih bagus dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya Rp 20.000 hingga Rp 50.000 per kg.

“Cuaca saat ini sangat bagus untuk tanaman tembakau. Prediksi kami, petani di Madiun rata-rata mampu memanen 8-9 ton daun tembakau basah atau sekitar 1,2 ton hingga 1,3 ton tembakau rajangan. Dengan asumsi harga tembakau rajangan Rp 80.000 per kg, setiap hektar mampu menghasilkan Rp 96 juta,” kata Lilik.

Bupati Madiun Muhtarom mengatakan, total luas areal tanaman tembakau tahun ini mencapai 610 hektar yang tersebar di 31 desa dengan jumlah petani mencapai 1.550 orang yang terwadahi dalam 31 kelompok tani.

Luas areal tanaman tembakau ini meningkat tajam dibandingkan tahun 2010 yang hanya 276 hektar dengan jumlah petani 697 orang. Wilayah paling potensial untuk tanaman tembakau di Madiun tersebar di empat kecamatan, yakni Kecamatan Pilangkenceng, Balerejo, Gemarang, dan Kecamatan Saradan, katanya.

Pada tahun lalu, produksi tembakau rajangan dari Madiun hanya mencapai 331.836 kilogram. Akan tetapi, tahun ini produksi tembakau diprediksi mencapai 732.000 kg, yaitu dua kali lipatnya atau naik sebesar 200 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Petani tembakau, lanjut Muhtarom, merupakan potensi yang strategis dalam pembangunan di sektor perkebunan dan pembangunan ekonomi Madiun pada umumnya. Selain mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat, petani tembakau juga dinilai mampu membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat di sekitarnya.

Sebagai gambaran, kegiatan yang terkait dengan penanganan setelah panen sangat banyak, yaitu mulai dari tenaga petik, kuli angkut keranjang, pengrajang, hingga pengering daun tembakau. Ditambah lagi, lahirnya para pedagang tembakau yang mengumpulkan hasil panen petani untuk dijual kepada perusahaan rokok.

Tanaman tembakau di Madiun dibudidayakan dengan pola kemitraan bekerja sama dengan perusahaan rokok dan dibudidayakan secara swadaya oleh petani. Khusus tanaman tembakau pola kemitraan, petani biasanya mendapat bantuan bibit dan pupuk serta kepastian pembelian hasil panen oleh perusahaan.

Selain PT HM Sampoerna yang telah lama bermitra dengan petani, kemarin, ditandatangi nota kesepahaman baru antara Pemkab Madiun dan PT Sadana Arif Nusa Karangjati, sebuah industri rokok yang pabriknya berlokasi di Kabupaten Ngawi. Masuknya mitra baru bagi petani ini diharapkan mampu memotivasi petani untuk menanam tembakau lebih banyak pada tahun mendatang. kompas.com

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim