ilustrasi : mediaindonesia.com
Kebakaran Hutan di Jawa Timur tiap hari menunjukkan peningakatan drastis. Hingga kini telah tercatat 113 hekatre lahan hutan yang terbakar dengan kerugian di atas Rp64 juta.
“Kerugian ini memang tidak besar. Tapi, akibat kebakaran itu, banyak tanaman produktif milik perhutani yang hilang karena terbakar,” kata anggota Dewan Pengawas Kehutanan Jatim Rasiyo kepada wartawan di Surabaya.
Rasiyo menyatakan hal itu terkait kebakaran hutan yang terjadi di sekitar kawasan Gunung Lawu KPH Lawu yang terjadi beberapa hati ini.
Menurutnya, kebakaran hutan di Jatim terjadi pada 22 hingga 25 Agustus ini mencapai 113 ha lahan.
Sementara pada juli 2011 total luas kawasan hutan yang terbakar seluas 47,35 ha dengan nilai kerugian Rp64,987,250.
Kebakaran hutan, Kata Rasiyo, disebabkan berbagai faktor, yakni musim kemarau dan karekteristik hutan jati, kelalaian, dan faktor kesengajaan masyarakat yang menyalakan api dalam kawasan hutan, lantai hutan yang kering sebagai pemicu terjadinya kebakaran, tingkat kesadaran masyarakat masih kurang dan keterbatasan personel kehutanan di lapangan.
Untuk menekan tingkat kebakaran hutan di Jatim, Perhutani melakukan langkah-langkah preventif seperti langkah teknis, melakukan komunikasi sosial, dan perencanaan tindak lanjut pascakebakaran.
Secara teknis Perhutani akan merekrut satgas damkar, pembuatan sekat bakar, pengadaan sarpra (alat komunikasi dan jet shooter), serta pembentukan posko penanggulangan kebakaran.
“Yang tak kalah pentingnya kita harus melakukan perencanaan tindak lanjut pascakebakaran seperti reboisasi dan peningkatan pemberdayaan hutan,” ujarnya.mediaindonesia.com
