Ormas Dilarang Sweeping di Bulan Ramadan

Ilustrasi

Semua organisasi masyarakat (ormas) dilarang melakukan kegiatan sweeping di bulan Ramadhan.

Larangan itu disampaikan Wakil Gubernur Jatim, Drs. Saifullah Yusuf,untuk menjaga ketenangan dan kekusyukan umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa.

Biasanya kegiatan sweeping dilakukan oleh para Ormas untuk memaksa agar penjual makanan tidak beraktifitas para siang hari. Selain itu, massa juga memaksa agar pengusaha hiburan tutup selama bulan Ramadhan.

Aksi para ormas itu sering menimbulkan konflik dengan para pedagang maupun pengusaha hiburan, bahkan sering terjadi tindakan kekerasan dengan cara pengrusakan. Tindakan inilah yang dinilai oleh Gus Ipul—panggilan lekat Saifullah Yusuf, malah bisa mencidrai kekhusukan kesucian Bulan Ramadhan. “Saya melarang segala aktivitas sweeping, karena itu adalah tugas kepolisian,” tandas Gus Ipul saat menghadiri Indonesia-Middle East Update di Hotel JW Marriot Surabaya, Senin (11/7) kemarin. Pada kesempatan itu Wagub juga menghimbau kepada para pengusaha hiburan maupun pengusaha makanan dan minuman, untuk mentaati semua aturan selama bulan puasa. Untuk tempat hiburan malam dan lokalisasi biasanya tidak boleh membuka usahannya selama bulan suci. Meski demikian Gus Ipul tetap melarang ormas melakukan razia terhadap tempat-tempat hiburan malam, termasuk lokalisasi. Penutupan tempat-tempat hiburan malam dan lokalisasi merupakan kewenangan pemerintah kabupaten/kota. “Biasanya Pemprov Jatim hanya menerima tembusan surat edaran atau surat keputusan dari masing-masing pemerintah kabupaten/kota,” terang Gus Ipul yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jatim itu.

Meski ada peraturan Walikota maupun Bupati terkait aturan jam buka-tutup pengusaha hiburan malam, biasanya banyak pengusaha yang melanggar aturan tersebut. Bahkan tahun lalu ada beberapa PSK yang tetap beraktivitas dengan cara sembunyi-sembunyi. “Kalau masalah itu kita hanya bisa berdoa agar mereka yang melanggar cepat kembali ke jalan yang benar,” katanya.

Gus Ipul juga mengungkapkan, menjelang tiga minggu bulan puasa, banyak masukan dari tokoh agama maupun masyarakat melalui pesan singkat (SMS) di selulernya, yang memintanya agar menertibkan aktvitas hiburan malam. “Mereka minta agar Pakde Karwo dan saya memberi imbauan tegas kepada pengusaha hiburan malam,” katanya.

Untuk pengusaha makanan dan minuman memang tidak dilaran untuk menjalankan aktivitasnya pada siang hari. Namun Gus Ipul meminta agar para pedagang bisa menutupi dagangannya agar tidak mencolok. “Tidak semua umat Islam berpuasa karena ada yang musafir atau berhalangan terutama kaum wanita. Mereka juga butuh makanan minuman pada siang hari. Jadi, kami himbau agar pedagang makanan bisa menutupi dagangannya agar tidak terlalu mencolok,” paparnya. (bhi)

Komentar Pembaca

  1. Setuju Gus Ipul! Bagus. Teruskan seperti itu. Perbaiki citra Islam yang di kenal keras.
    apa esensi puasa kalau tidak ada pencobaan. Justru puasa yang benar adalah kita dapat menahan godaan walau sekeliling kita makan dan minum.

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim