11 Ribu Sawah di Jatim Terserang Wereng

Ilustrasi

Hingga kini 11 ribu hektare sawah di berbagai daerah Jatim terserang wereng. Namun Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf berani memberikan jaminan kalau stok pangan Jatim aman. Menurutnya, serangan hama wereng itu relatif menurun jika dibandingkan pada 2010.

“Tahun kemarin ada 22 ribu hektare sawah terserang hama dan mengalami puso (gagal panen). Sedangkan tahun ini hanya 9-11 ribu hektare yang terkena hama wereng,” katanya, Rabu (6/7) kemarin.

Untuk mengantisipasi serangan wereng itu, pada Februari lalu  Gubernur Jatim Dr H Soekarwo sudah melayangkan surat kepada semua walikota/bupati untuk melakukan penyemprotan pestisida. Karena cuaca yang tidak menentu, Gubernur Soekarwo kembali mengirimkan surat kepada kepala daerah untuk membasmi wereng yang selama ini menjadi momok bagi para petani. “Alhamdulillah upaya itu menuai hasil, sebab serangan wereng menurun cukup drastis,” kata Gus Ipul panggilan karibnya.

Selain itu, stok pangan Jatim bisa dikatakan cukup aman karena pada pertengahan tahun ini sudah ada stok 12 ribu ton padi kering giling. “Jadi kita berhasil melampaui target 11 ribu ton, jadi ketahanan pangan berhasil mempertahankan prestasi tahun lalu,” kata Gus Ipul.

Seperti diketahui, awal Juni lalu Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Wibowo Eko Putro saat berkunjung ke Kabupaten Tulungagung mengatakan ada 6.000 hektare sawah di Jatim yang diserang wereng cokelat dan diperkirakan 295 hektare sawah mengalami puso. Ada sembilan daerah yang telah diidentifikasi menjadi endemi hama yang menyerang batang padi tersebut, yakni Kabupaten Banyuwangi, Jember, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Madiun, Nganjuk, Tulungagung, serta Trenggalek.

Di daerah yang disebut terakhir ini diprediksi mengalami dampak paling parah. Sebab dalam kurun waktu tidak lebih dari sebulan terakhir, total luas tanaman padi di Kabupaten Trenggalek yang terserang hama wereng telah mencapai 3 ribu hektare lebih atau separo dari total luas tanaman padi yang terdampak se-Jatim.

Luas persebaran hama ini diperkirakan masih akan terus bertambah, mengingat masih ada beberapa daerah yang belum melaporkan rincian kerusakan ataupun kerugian ke Dinas Pertanian Provinsi Jatim. Sedangkan data yang dihimpun dari Dinas Pertanian dan Kehutanan (DPK) Lamongan malah menyebutkan dari total 70.325 hektare lahan yang ditanami padi di musim tanam pertama tahun ini, 11.566 hektare di antaranya diserang organisme pengganggu tanaman tersebut pada Februari.  Dari total serangan tersebut, 1.003 hektare di antaranya masuk kategori puso. Sehingga tidak bisa diselamatkan lagi. Sementara sisanya terserang hama yang biasa muncul di musim penghujan dan kemarau basah itu dengan kondisi ringan hingga berat.

Rincian luas serangan hama wereng cokelat adalah, dengan kondisi serangan ringan mencapai 4.853,85 hektare. Sementara dengan kondisi sedang menyerang areal padi seluas 3.315,0 hektare dan serangan dengan kondisi berat mencapai 2.499,55 hektare. Pada awal Februari lalu, tanaman padi yang mengalami puso seluas 765 hektare.

Mengenai sawah yang mengalami puso, Gus Ipul menjelaskan, pemerintah pusat siap memberikan mengganti rugi. Hanya saja ada mekanisme yang harus dilalui oleh para petani untuk menerima uang ganti rugi tersebut, yakni mengajukan ke kabupaten/kota dan nantinya akan dilakukan seleksi oleh Pemprov Jatim.

Setelah dilakukan seleksi, Pemprov akan mengajukan ke pemerintah pusat. “Nilai ganti ruginya sebesar Rp 2,6 juta setiap hektarenya, tapi tetap harus melalui mekanisme itu,” katanya. (bhi)

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2827. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim