Delapan Nelayan Hilang Sejak Akhir Mei

ilustrasi: .bp.blogspot.com

Delapan nelayan asal Paciran, Lamongan, Jawa Timur, dinyatakan hilang. Para nelayan ini sudah melaut sejak 31 Mei lalu. Biasanya mereka selalu pulang jika sudah 10 hari di laut.

Dugaan sementara, para nelayan ini hilang setelah kapal motornya ditabrak kapal besar. Suari, istri Punito, nahkoda Kapal Motor Metro Jaya tak kuasa menahan tangis sedih. Sudah 23 hari suami dan anaknya, Sunito Setiawan tidak kunjung pulang sejak keberangkatanya mencari ikan pada 31 Mei lalu.

Kesedihan keluarga nelayan ini bertambah setelah ditemukan kotak tempat penyimpanan surat berharga serta ponsel milik delapan nelayan yang dinyatakan hilang. Kotak tersebut ditemukan nelayan lain pada hari ke-15. Kotak yang biasanya berada di dalam kapal tersebut mengapung di Perairan Bawean, Gresik. Sementara awak kapal dan bangkai kapal hingga kini belum ditemukan.

Dari delapan awak Kapal Motor Metro Jaya yang hilang, lima di antaranya masih dalam satu keluarga. Sementara itu, Ali Fadhol, Ketua Rukun Nelayan Desa Blimbing menduga Kapal Metro Jaya hilang setelah ditabrak kapal besar.

Sejak awal 2011 sudah 14 nelayan Desa Blimbing yang hilang. Enam nelayan hilang sejak tiga bulan lalu akibat cuaca buruk dan hingga kini masih belum berhasil ditemukan.

Para nelayan berharap pemerintah cepat tanggap dengan musibah yang dialami para nelayan. Selama ini pemerintah terkesan lambat baik dalam pencarian nelayan hilang maupun dalam memberikan santunan bagi keluarga korban. okezone.com

Komentar Pembaca

  1. Mhn Mf…Ralat…..Bukan Desa Blimbing, tapi Kelurahan Blimbing. ( Andre.. Sekretaris Panitia Petik Laut 2012 RN Blimbing Lamongan )

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim