Pembangunan Pusat Jantung RSU Soetomo Terancam Terhenti

ilustrasi: detik.com

Pembangunan Pusat Pelayanan Jantung Terpadu (PPJT) RSU dr Soetomo terancam terhenti atau tidak akan terwujud dalam waktu dekat. Hal ini disebabkan kurangnya kucuran dana dari pemerintah pusat yang membuat pembangunan pusat jantung pertama di Surabaya tidak bisa dilanjutkan.

Untuk bisa merampungkan pembangunan pada tahun ini, RSU dr Soetomo mengajukan anggaran sebesar Rp 160 miliar ke pemerintah pusat. Namun anggaran yang disetujui hanya Rp 40 miliar.

Tertundanya pembangunan pusat jantung pertama di Surabaya sangat disesalkan banyak pihak. Pasalnya, keberadaan PPJT sangat penting. Salah satunya, dokter spesialis bedah toraks kardiovaskuler di RSU dr Soetomo, Prof Dr dr Paul Tahalele SpB TKV.

Dia mengaku banyak sekali pasien jantung yang antre untuk menjalani operasi. Terutama di rumah sakit milik pemerintah provinsi Jatim tersebut.

“Operasi jantung butuh waktu lama. Kadang sehari hanya bisa mengerjakan satu pasien saja,” kata Paul saat berbincang-bincang dengan detiksurabaya.com, Rabu (15/6/2011).

Menurut Paul, dia banyak menerima laporan jika warga Jatim lebih memilih menjalani operasi jantung di negara lain. Misalnya di Institut Jantung Kuala Lumpur, Malaysia. Dalam tiga bulan terakhir, setiap minggu minimal ada satu pasien jantung asal Jawa Timur yang menjalani operasi di sana.

Hal serupa juga terjadi di rumah sakit di Penang. Banyak sekali warga Jawa Timur yang menjalani operasi by pass di sana. Pihak rumah sakit tersebut juga cenderung tidak mau ambil risiko.

Untuk kasus jantung koroner berisiko tinggi, misalnya yang disertai adanya penyakit hipertiroid, mereka tidak mau menangani. Pihak rumah sakit lebih memilih memulangkan pasien tersebut ke daerah asalnya.

“Ini disebabkan tidak adanya peralatan maupun ruangan khusus yang tersedia. Karena sedang dibangun. Jadi kita pulangkan,” ujarnya.

Paul mengatakan, seharusnya pembangunan pusat jantung diteruskan. Apalagi memiliki pusat jantung merupakan kebanggaan sebuah rumah sakit. “Kalau pembangunan terhenti, kapan kita bisa berkembang. Lalu bagaimana nasib pasien jantung yang antre itu. Ini kan sama saja menghambat pelayanan,” tuturnya.

Sementara Direktur RSU dr Soetomo, dr Dodo Anondo MPH, mengatakan realisasi sarana tahun ini merupakan usulan tahun lalu. Menurut Dodo, waktu itu ada dua sarana yang diusulkan sekaligus, yakni PPJT dan Pusat Trasnplantasi.

“Dari dua sarana tersebut, yang disetujui hanya pusat transplantasi. Dana yang dikucurkan pemerintah pusat sebesar Rp 40 miliar,” kata Dodo.

Dana tersebut juga masih kurang. Pasalnya, untuk menyelesaikan pembangunan gedung pusat transplantasi setinggi empat lantai masih dibutuhkan tambahan dana sekitar Rp 20-30 miliar.

Namun Dodo mengaku kekurangan tersebut bukanlah masalah besar. Dana yang ada bisa dimanfaatkan untuk membangun gedung empat lantai. Hanya saja, lantai 3-4 untuk sementara tidak difungsikan dulu sambil menunggu pencairan sisa dana.

Untuk sementara, kata Dodo, lantai 1 dan 2 disekat-sekat agar fungsinya sama dengan gedung empat lantai. Selain itu, Dodo mengaku ada alasan mengapa dana tersebut tidak dialokasikan untuk pembangunan pusat jantung.

Jika dana tersebut tetap digunakan untuk membangun pusat jantung, hanya satu lantai saja yang bisa dirampungkan. Padahal, pusat jantung rencananya dibangun setinggi empat lantai dengan kebutuhan biaya Rp 160 miliar.

“Ujung-ujungnya kami tetap harus menunggu realisasi anggaran tahun depan untuk menyelesaikan pembangunan,” kata Dodo.

Pihak rumah sakit sendiri juga tidak bisa menggunakan dana APBD karena jumlahnya terbatas. Biasanya, dana APBD dialokasikan untuk pembelian alat kesehatan. Sementara untuk pembangunan sarana gedung, pengajuannya harus ke pemerintah pusat.

Karena itulah, Dodo mengatakan tahun ini pihaknya memprioritaskan pembangunan pusat transplantasi. Baru tahun depan akan konsentrasi pada pembangunan pusat jantung.

“Tentunya akan kami usulkan tahun ini sehingga tahun depan bisa fokus membangun pusat jantung,” pungkas Dodo. detik.com

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2054. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim