Tunggu Status World Class, Jatim Gagas Sister Hospital

Gubernur Jatim saat menghadiri Rapat Koordinasi Kebijakan Pembangunan Kesehatan di Hotel Garden Palace, Senin (6/6).

Masyarakat akan semakin mudah dalam memperoleh layanan kesehatan yang memadai. Pemprov Jatim saat ini merencanakan adanya program sister hospital atau kemitraan dengan rumah sakit luar negeri. Program kerjasama ini dirintis lantaran masyarakat dewasa ini makin pandai dalam memilih pelayanan kesehatan yang baik.

“Perancis dan New Zealand (Selandia Baru, red) saat ini telah menawarkan untuk menjalin kerjasama dengan kita,” kata Gubernur Jatim Dr H Soekarwo  saat menghadiri acara Rapat Koordinasi Kebijakan Pembangunan Kesehatan di Hotel Garden Palace, Senin (6/6).

Program sister hospital, kata pria yang akrab dipanggil Pakde Karwo ini mendesak untuk segera direalisasikan di Jatim. Apalagi Pemprov Jatim memiliki visi untuk mewujudkan aksesbilitas pelayanan kesehatan yang memadai, terutama bagi masyarakat yang tidak mampu.

“Tanpa ada pelayanan yang baik, mustahil kualitas rumah sakit dapat ditingkatkan,” tandasnya.

Menurutnya perlunya pelayanan kesehatan yang memadai dikarenakan semakin hari usia harapan hidup masyarakat khususnya Jatim semakin baik. Faktanya bahkan mengalami penambahan dari 71,1 tahun menjadi 72 tahun.

Meningkatnya usia harapan hidup ini merupakan dampak dari pelayanan kesehatan dan peningkatan gizi yang semakin membaik. Oleh karenanya, Jatim harus mempunyai tempat pendidikan dan rumah sakit yang modern untuk masyarakat Indonesia Timur dan daerahnya sendiri.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim Drs Mudjib Afan MARS menambahkan, pihaknya akan memetakan spesifikasi masing-masing rumah sakit  yang ada di seluruh Jatim. Sehingga nantinya masyarakat tidak perlu bingung lagi harus kemana ketika sakit.

Ia mencontohkan, nantinya RSU dr Soetomo akan jadi rujukan bagi pasien jantung, RSU Haji jadi rujukan bagi pasien yang menderita kanker maupun lainnya. “Spesifikasi seperti itulah yang akan kita petakan,”ujarnya.

Pemetaan ataupun klasifikasi RS ini diperlukan agar agar masyarakat daerah tidak langsung menuju ke salah satu RSU, melainkan bisa ditangani oleh RS kabupaten/kota maupun RS lain. Ini juga untuk menghindari terjadinya overload pasien hanya di salah satu rumah sakit.

Direktur RSU dr Soetomo dr Dodo Anando M.Ph mengaku siap jika nantinya program sister hospital diterapkan. Nantinya ia juga akan menggandeng Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) karena ada kaitannya dengan kebijakan di bidang pendidikan.

“Kami sudah siap jika program itu dilaksanakan dan kita juga akan melibatkan Fakultas Kedokteran Unair,” katanya

Sebenarnya saat ini RSU dr Soetomo sudah menjalin sister hospital dengan Nusa Tenggara Timor (NTT) dalam lingkup lokal. Juga  dengan Timor Leste. Karena itu banyak pasien dari NTT dan Timor Leste yang saat ini dirawat di RSU dr Soetomo. Sebagai imbal baliknya, pihak RSU dr Soetomo mengirimkan dokternya ke NTT maupun Timor Leste.

“Kerjasama itu sudah terjalan cukup bagus hingga saat ini,” kata mantan Kepala Dinas Kesehatan Jatim itu.

Saat disinggung mengenai keinginan Gubernur Jatim Dr H Soekarwo yang menginginkan RSU dr Soetomo bekerjasama dengan rumah sakit luar negeri, ia mengaku siap. Hanya saja saat ini pihaknya masih menunggu akreditasi rumah sakit dari dunia internasional.

“Kalau sudah mendapat status world class, maka kita bisa saja bekerjasama dengan rumah sakit luar negeri. Saat ini kita masih menyiapkan untuk mendapat status tersebut,” katanya.

Untuk meraih titel tersebut, saat ini rumah sakit terbesar di Indonesia Timur itu sudah melakukan persiapan maksimal dan banyak melakukan pembenahan, seperti di bidang pelayanan maupun manajemen. “Setiap pagi ada sekitar lima ribu pegawai baik dokter maupun perawat yang akan memberikan pelayanan kepada masyarakat,” katanya.

Dari segi fasilitas, RS yang berada di kawasan Jalan Karang Menjangan Surabaya itu memang sudah lengkap. Saat ini memiliki 30 departemen, dilengkapi 1.550 bed plus dokter spesialis. “Nantinya ada assessor dari luar negeri yang akan melakukan penilaian dan pada tahun 2012 baru bisa dipastikan apakan RSU dr Soetomo bisa meraih world class,” katanya. (bhi)

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim