Dekranasda Jatim Pecahkan Rekor Muri Motif Batik Terbanyak

Ketua Dekranasda Prov Jatim Dra. Hj. Nina Soekarwo, MSi di sela-sela acara Pembukaan Pameran Batik Bordir & Aksesoris ke-6, di Gramedia Expo Surabaya, Rabu (18/5) kemarin.

Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Prov Jatim memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) dengan motif batik terbanyak yaitu 1.120 motif. Motif sebanyak ini berasal dari 22 Kab/ Kota se Jatim yang mencerminkan ragam karakter dan budaya Jatim. Rekor ini memecahkan rekor sebelumnya yang diraih Jogyakarta pada 27 Maret 2010 lalu dengan 1001 motif batik. Sertifikat MURI ini diserahkan langsung Perwakilan MURI Sri Widayati kepada Ketua Dekranasda Prov Jatim Dra. Hj. Nina Soekarwo, MSi pada Pembukaan Pameran Batik Bordir & Aksesoris ke-6, di Gramedia Expo Surabaya, Rabu (18/5).

Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo pada kesempatan itu mengungkapkan keunggulan kualitas Batik Jatim. Batik Jatim dikenal nomor satu apalagi yang hand made. Coretan batiknya mempunyai filosofi yang mencerminkan emosi dan karakteristik masyarakat. “Kalau menggunakan batik khas Jawa Timur dengan warna cerahnya, penampilan nampak lebih sumringah. Batik merupakan bagian dari nasionalisme yang harus kita bangun. Motif batik juga harus mempunyai cerita/legenda agar lebih menarik pasar,” ujarnya.

Dari PDRB Jatim, 67 % atau sekitar Rp. 520 Triliun untuk konsumsi, mulai untuk makan, pakaian sampai dengan rekreasi. Apalagi income per kapita/ tahun US $ 3 ribu. Menurut para ahli kalau income masyarakat sudah diatas US$ 2 ribu/ tahun biasanya untuk konsumsi membeli barang/ pakaian. “Ini merupakan peluang. Oleh karena itu ketrampilan para pengrajin harus dilatih dan ditingkatkan kreatifivitasnya, serta pasar perlu dibenahi,” harapnya.

Sementara itu, Bude Karwo menegaskan, kepengurusan Dekranasda yang sudah dibentuk 38 Kab/ Kota se Jatim untuk mendorong dan memfasilitasi kerajinan yang dihasilkan para pengrajin di daerah. Ini agar kesejahteraan masyarakat pengrajin bisa meningkat. Di Jatim terdapat 549.500 unit pengrajin yang menyerap tenaga kerja 211.205 pekerja.

Karya mereka mempunyai daya saing tinggi dan beberapa menembus pasar luar negeri. Di antaranya produk dengan bahan baku kulit, batik, tenun, border, sulam dan onyx dari Tulungagung dan Trenggalek yang digemari pasar Eropa. Namun produk karya IKM masih perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, isteri Gubernur Jatim yang populer dengan sapaan Bude Karwo ini menghimbau para pengrajin agar meningkatkan ketrampilan dan kualitas pengrajin melalui pelatihan untuk meningkatkan desain, pelatihan teknis, dan pelatihan finishing/ packaging. Kualitas material sudah bagus tapi sering kalah dengan produk luar bidang finishing touch dan packaging. Selain itu, Bude karwo juga menekankan program penguatan jaringan pasar. “Saya harap selama pameran dan pasca pameran terjadi transaksi,” harapnya.

Program lain yang digalakkan oleh Ketua Dekranasda ini, adalah peningkatan strandarisasi produk dengan mengangkat karakteristik budaya lokal agar produksi makin dicintai dan dilestarikan generasi muda. Semua ini dilakukan untuk melindungi produk khas Jatim dari pengambilan hak negara lain.

Dalam kesempatan itu, Bude Karwo menyerahkan sertifikat dari Kantor Kementrian Hukum dan HAM atas Hak Kekayaan Intelektual (Hak Cipta Motif Batik dan Hak Merek Batik) bagi pengrajin Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Jatim. Jumlah Cipta Motif Batik yang difasilitasi Disperindag Prov Jatim sejak th 2009 s/d Mei 2011 sebanyak 60 motif batik.

Empat IKM yang menerima sertifikat Hak Cipta Motif Batik adalah Tikno (Magetan)  dengan motif ‘Pring Sedapur’, sedang. ‘Kawung Gringsing Wilis’ yang diterima oleh Sigit Suseno, SE (Tulungaung),  (‘Satria Pinilih Latar Gringsing’’ oleh Budi Raharjo (Pacitan), serta ‘Jagung Miji Emas’ oleh Sudjono (Bojonegoro). Sementara dua IKM yang menerima sertifikat Hak Merek Batik adalah NAnang Pramadi (Blitar) dengan merek ‘BALITAR’, dan Linda ( Situbondo) dengan merek ‘Shafli’

Dalam rangkaian acara tersebut, Bude Karwo menyerahkan hadiah uang dan piagam penghargaan kepada pemenang lomba desain batik tulis khas Jatim. Untuk kategori professional/ mahasiswa karya, Juara I motif batik ‘Sawung Cahya Buwana’ karya Toni Retno Antyaningsih (Pacitan), Juara II  Motif ‘Rebbe Jun Tole’ oleh Hosniya (Pamekasan), dan Juara III diraih oleh Vetrylla Prima Z (Bangkalan) dengan judul karya ‘Bekisar Panca Warna’.

Sementara untuk Kategori pelajar, Juara I diberikan kepada Gala Kurnia Handawijaya (Malang) dengan ‘Batik Sang koi’, sedangkan Juara II adalah Ika Ayu Fitri (Surabaya) ‘Bekisar dan Ikan Koi’, dan Juara III Raditya Yogiswara Y (Blitar) dengan karyanya yang berjudul ‘Ulam Kencono Kadhewan’.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Disperindag Prov Jatim Ir. Budi Setiawan, MMT, ME mengatakan,  pameran tahunan yang digelar sejak 2006 ini merupakan upaya untuk melestartikan dan mencintai karya bangsa sendiri ditengah situasi maraknya produk impor.

Pameran yang digelar selama 5 hari mulai tanggal 18 hingga 22 Mei ini diikuti 125 peserta dari 7 Provinsi (Kaltim, DKI, Jogya, Jateng, Jabar, dan Bali, Jatim), 5 BUMN (Semen Gresik, Pertamina, dll), dan Dekranasda Kab/ Kota se Jatim.

Disperindag juga mengadakan Lomba Desain batik tulis khas Jawa Timur dengan dua kategori lomba, yaitu kategori Profesional/ mahasiswa dan kategori pelajar. Pelaksanaan lomba yang dimulai 21 Maret hingga 14 Mei ini berhasil menjaring 156 karya desain, terdiri dari kategori professional/ mahasiswa karya yang masuk 138 desain dari Kab/ Kota se Jatim, dan Kategori pelajar sebanyak 18 karya. bhi

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim