Belgia Incar Dolomit Tuban dan Madura

ilustrasi: penambangan dolomit tradisional di Tuban/uulgrs.wordpress.com

Produsen dolomit PT Polowijo Gosari berencana menambah suplai bahan baku dolomit dari Madura dan Tuban. Direktur Utama (Dirut) PT Polowijo Gosari, Achmad Djauhar Arifin, mengungkap saat ini pihaknya tengah mengajukan izinnya ke Gubernur Jawa Timur. Menurut Arifin, rencana ini merupakan salah satu bentuk persiapan kerjasama dengan PT Lhoist Industrie SA Belgia yang memanfaatkan dolomite sebagai bahan campuran pesawat.

“Saya minta izin ke Gubernur Jatim, Soekarwo. Nantinya di sepanjang Madura dan Tuban bisa kami gunakan sebagai bahan baku. Sebab bahan baku ini merupakan salah unsur yang harus dipersiapkan dengan matang agar kita mampu bersaing,” kata Arifin, Rabu (11/5).

Pelaksanaannya, tambah dia, Polowojo tidak ingin menguasai bahan baku yang ada di Madura maupun Tuban tersebut. Nanti sistemnya, masyarakat yang akan setor bahan baku ke Polowijo. “Kita tidak serakah dan ingin menguasai, biar masyarakat yang setor. Tapi sebelumnya kita juga akan mapping, bahan baku yang bagus akan kita ambil dan yang jelek bisa masyarakat gunakan untuk tanah padel,” tandasnya.

Dengan demikian masyarakat bisa bekerja meskipun sebenarnya mereka tidak memiliki tambang. “Seperti model pengelolaan holtikultura yang Polowijo sekarang terapkan, kita tidak perlu membebaskan lahan-lahan mereka untuk menjadi besar. Kita ajak masyarakat menjadi petani yang mandiri,” ujar Arifin.

Saat ini proses untuk penambahan bahan baku dari Madura dan Tuban masih proses perizinan di pemerintahan. “Kami tengah mengajukan izin, bahkan Gubernur dan Bupati pun sudah seringkali mengungkapkan rencana ini. Madura dan Tuban memang potensial dolomitnya,” jelas Arifin.

Lebih lanjut dia menjelaskan kerjasama dolomit dengan Begia ini rencananya sudah berjalan pada 2013. “Akhir Mei ini kita menunggu Gubernur untuk teken kerjasama dengan membuat time table. Setelah itu, tahun depan peletakan batu pertama dan tahun 2013 sudah bisa berjalan,” terangnya.

Arifin menegaskan, dalam kerjasama dengan Belgia nanti pihaknya tidak ingin hanya menjadi pelaksana, melainkan menjadi tuan di tanah sendiri. Selain mempersiapkan bahan baku, saat ini Arifin juga membenahi Polowijo dalam bidang teknologi, marketing, finance, dan politik.

“Karena itu, kita tidak boleh serampangan, harus kita persiapkan matang-matang, termasuk mempersiapkan bahan bakunya. Dalam bisnis tidak mengenal kawan atau negara, jika nanti landasan kita sudah cukup, kemudian kita panggil Belgia ataupun Jerman,” tandasnya.

Terkait permodalan, Arifin menegaskan nantinya akan ada modal dari lokal dan asing. “Modal nanti kita gabung, ada lokal dan asing, kalaupun modal asing 51%, why not? Nanti tidak hanya dolomit saja yang akan dikerjasamakan, tapi juga teknologinya,” ujar Arifin.

Potensi industri dolomit di pesisir utara Gresik cukup menjanjikan. Luas tambang dolomit di daerah ini mencapai 365 hektare dengan potensi deposit dolomit sekitar 200 juta metrik ton. SP