Normalisasi Kali Lamong Terkendala Lahan

Luapan kali lamong menjebol tanggul

Normalisasi Kali Lamong terkendala pembebasan lahan sekitar bantaran yang diakui warga. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik Tugas Husni Syarwanto, menuturkan, problem Kali Lamong mulai dari hulu hingga hilir. Di hulu tidak ada resapan air, hutan gundul, sementara di Gresik mengalami pendangkalan di muara dan penyempitan di sepanjang alur sungai. Tanggul juga kritis dan sebagian bantaran sungai berubah fungsi ditanami warga.

Tugas menyebutkan, luapan Kali Lamong makin parah karena jebolnya tanggul di Desa Pandu, Kecamatan Cerme. Tanggul yang jebol sepanjang 50 meter dengan kedalaman 5 meter itu saat ini dalam proses penutupan. Namun, proses penutupan dilakukan secara estafet karena akses jalan masuk sempit.

Jebolnya tanggul berdampak pada meluasnya banjir hingga jalur poros utama Surabaya-Tuban tergerus dan menimbulkan kemacetan panjang. Kondisi jalan semakin rusak parah. Upaya darurat baru menguruk lubang jalan dengan pasir dan menguruk badan jalan agar rata dengan tepian agar tidak membuat pengendara terperosok. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik mendapat nilai kerusakan instrastruktur akibat banjir mencapai Rp 5,52 miliar serta kerusakan jembatan senilai Rp 250 juta.

Bupati Gresik Sambari Halim Radianto menjelaskan, untuk normalisasi tahap awal disiapkan dana Rp 26 miliar. Dana dari Pemerintah Kabupaten Gresik dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur masing-masing Rp 3 miliar. Dana dari APBN sebesar Rp 20 miliar untuk fisik normalisasi Kali Lamong. “Jika tidak ada kendala, pengerjaan proyek normaliasi dilaksanakan saat musim kemarau dan ditargetkan selesai tahun 2013. Anggaran total secara bertahap hingga 2013 sebesar Rp 176 miliar,” katanya.

Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) sebelumnya menyalurkan bantuan bahan kebutuhan pokok kepada korban banjir Kali Lamong. Bantuan diserahkan langsung secara simbolis oleh Kepala BNPB Letnan Jenderal (Purn) Syamsul Maarif. Bantuan yang diberikan berupa 1.000 paket bahan kebutuhan pokok berisi masing-masing 5 kilogram beras, 4 bungkus mi instan, 1 kg gula, 1 botol minyak goreng dan kecap, serta uang Rp 200 juta.

“Kami akan menindaklanjuti dengan bantuan rehabilitasi konstruksi setelah kami melakukan verifikasi. Secara sosial ekonomi, dampak kerugian banjir Gresik lebih besar dari yang didata. Dampak sosial ekonominya belum dihitung, seperti udang yang busuk karena terlambat mengirim, dan kerusakan barang lainnya,” katanya. KP

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim