Produksi Kedelai Diprediksi Meningkat

ilustrasi

Tingginya harga bahan baku kedelai yang meresahkan pengrajin tempe dan tahu nampaknya tidak akan bertahan lama. Ini lantaran produksi kedelai di Jawa Timur pada musim panen tahun ini diprediksi meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

Kepala Badan Pusat Statistik Jawa Timur Irlan Indracahyo mengatakan, produksi kedelai pada tahun ini diperkirakan mencapai 342,07 ribu ton biji kering atau naik sebanyak 2,85 ribu ton (0,76 persen) dibandingkan 2010 lalu.

Kenaikan produksi kedelai karena meningkatnya produktivitas lahan yang setiap satu hektare bisa menghasilkan 0,08 kuintal. “Lahan yang panen juga bertambah seluas 0,50 ribu hektare,” kata Irlan, Kamis (3/3).

Irlan mengatakan pada masa panen Januari-April dan panen Mei-Agustus, produksi kedelai akan meningkat. Sedangkan pada September-Desember, produksi kedelai sedikit menurun.

Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jawa Timur Ahmad Nurfalakhi juga sependapat dengan penjelasan BPS. Namun menurut perhitungannya kenaikan produksi kedelai bisa mencapai 5 persen dari produksi 2010 yang sebanyak 339.491 ton. “Musim kemarau yang diperkirakan terjadi Mei akan meningkatkan produktivitas lahan,” ujarnya.

Untuk menekan impor kedelai, Dinas Pertanian memprioritaskan kegiatan untuk meningkatkan kedelai biji besar. Dengan demikian para pengrajin tempe tidak terlalu bergantung pada kedelai impor.

Adapun daerah penghasil kedelai dengan lahan paling luas adalah Kabupaten Banyuwangi, Ponorogo, Lamongan, Sampang dan Ngawi. Lahan panen pada 2010 seluas 264,8 ribu hektare yang diperkirakan naik menjadi 247,3 ribu hektare pada 2011.

Kepala Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Jawa Timur Murino Mudjono menambahkan, siap menampung kedelai hasil panen untuk menstabilisasi harga kedelai di pasaran. “Kapanpun pemerintah menunjuk kami sudah siapkan gudang yang mempunyai kapasitas 1,2 juta ton kedelai,” paparnya.

Murino mengatakan, Bulog siap bekerjasama dengan induk koperasi pengrajin Tempe jika kebijakan pengadaan kedelai oleh Bulog direalisasi oleh pemerintah. “Tahun 1998 Bulog pernah menyimpan kedelai, namun fungsi itu kemudian dihilangkan dan rencananya akan difungsikan lagi,” ucapnya.

(Dini Mawuntyas/Tempo Interaktif)



Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim