Pelabuhan Ujung – Kamal Dijadikan Kawasan Wisata Bahari

ANT/Eric Ireng/wt

Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia (HAPPI) Jawa Timur mendorong upaya revitalisasi kawasan penyeberangan di Selat Madura menjadi wisata bahari.

Ketua HAPPI Jawa Timur Daniel M. Rosyid menjelaskan, sejak Jembatan Suramadu dioperasikan dua tahun lalu, kegiatan penyeberangan kapal feri di Ujung (Surabaya) dan Kamal (Bangkalan) tinggal 20 persen.

“Karena penurunan aktifitas ekonomi itu sekitar 100 karyawan PT Agkutan Sungai Danau dan Penyeberangan telah diberhentikan,” kata Daniel, Kamis (10/2).

Daniel khawatir bila tidak segera direvitalisasi, lama-kelamaan tempat itu akan berubah menjadi kawasan kumuh dan memicu  munculnya tindak  kriminalitas.

“Ini malah membahayakan bagi ketertiban sosial,” ujar dosen Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi 10 November Surabaya itu.

Untuk mempercepat upaya revitalisasi, HAPPI Jawa Timur telah memprakarsai lokakarya mengenai hal tersebut di Universitas Trunojoyo, Bangkalan pada Selasa lalu.

Lokakarya itu diikuti oleh sekitar 30 peserta dari kalangan akademisi, PT ASDP, PT Dharma Lautan Utama, PT Pelindo III, CV Ikan Terbang, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur, Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya, Dinas Pertanian Surabaya serta Kelompok Nelayan.

Lokakarya menyepakati program revitalisasi selama tiga tahun dari 2011 hingga 2014 dengan biaya Rp 15 miliar. Revitalisasi kawasan itu mencakup penyediaan dermaga dan kapal wisata, pengembangan kawasan wisata di pesisir Surabaya dan Bangkalan, penataan regulasi dan ruang Selat Madura, penyiapan pusat informasi wisata, penataan lingkungan fisik dan sosial di kedua kawasan pesisir serta pemberdayaan masyarakat pesisir.

Menurut Daniel, konsep wisata bahari yang akan dikembangkan di antaranya meliputi tempat pemancingan, wisata di atas kapal, obyek menyelam, wisata kuliner serta merevitalisasi Pantai Kenjeran Surabaya seperti kawasan Ancol di Jakarta.

Daniel cukup optimistis konsep yang telah dirancangnya itu akan berjalan. “Di sekitar Ujung itu banyak gedung tua dan monumen Jalesveva Jayamahe, sangat asyik kalau dijadikan wisata air,” ujar dia.

Sayangnya,  Pemerintah Kabupaten Bangkalan tidak secepat Pemerintah Kota Surabaya dalam merespon gagasan ini. Padahal, bila kedua pemerintah daerah ini bisa bersinergi hasilnya akan sangat memuaskan.

Daniel melihat potensi wisata Bangkalan seperti kuliner, batik Madura dan karapan sapi belum dikembangkan secara maksimal. “Potensi itu akan menjadi pengalaman tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke sana,” kata dia.

Kukuh S. Wibowo
(Sumber: TempoInteraktif.com)

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 8072. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim