Hadapi lonjakan inflasi, Jatim siapkan antisipasi

Cabe

(dok. kabarbisnis.com)

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jatim menyiapkan sepuluh langkah antisipatif untuk menyikapi kenaikan harga yang terjadi saat ini dan beberapa bulan ke depan.

Ketua TPID Jatim Wibisono mengatakan, inflasi Jatim pada 2010 memang cukup tinggi, yaitu di level 6,9%. Itu berarti inflasi lebih tinggi dibandingkan capaian pertumbuhan ekonomi sebesar 6,7%. Memasuki Januari 2011, laju inflasi Jatim juga masih berada di level yang cukup tinggi, yaitu mencapai 0,87%. Besarnya laju inflasi selama Januari 2011 ini disebabkan oleh naiknya harga berbagai komoditas yang ada, khususnya untuk komoditas pangan dan hortikultura seperti cabai rawit.

“Tantangan inflasi memang harus benar-benar dikelola dengan baik, karena hal itu berkaitan langsung dengan daya beli masyarakat,” ujar Wibisono di Surabaya, Rabu (9/2/2011).

Wibisono mengatakan, inflasi Jatim selama tahun 2010 mengalami tekanan yang cukup tinggi terutama didorong oleh inflasi volatile food dan administered prices. Kondisi anomali cuaca yang masih terjadi hingga saat ini dan diprediksi akan mulai berakhir pada bulan April 2011 menyebabkan kenaikan harga yang signifikan pada beberapa komoditas pangan seperti beras, gula pasir, bumbu-bumbuan, sayur-sayuran, dan ikan segar mendorong inflasi volatile food hingga mencapai 19,01% (yoy).

Sementara itu, tekanan inflasi dari kelompok inti masih terkendali yang tercermin pada tingkat inflasi inti yang bergerak moderat di kisaran 4,18%. Perkembangan inflasi inti yang terjaga tersebut ditopang oleh nilai tukar rupiah yang menguat, ekspektasi inflasi yang terjaga, serta kapasitas perekonomian yang sejauh ini masih dapat memenuhi peningkatan permintaan.

Untuk mengantisipasi potensi lonjakan inflasi pada tahun ini, kata dia, TPID menyiapkan 10 langkah antisipatif. TPID Jatim beranggotakan, antara lain, Biro Perekonomian Setda Jatim, Bappeda Jatim, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim, Bulog Divre Jatim, Dinas Pertanian Jatim, Dinas Perhubungan dan LLAJ Jatim, Polda Jatim, BPS Jatim, Kadin Jatim, Badan Ketahanan Pangan, Pertamina, ISEI, dan Bank Indonesia Surabaya.

Sepuluh langkah tersebut adalah sebagai berikut:

  • Mempertahankan kecukupan stok pangan.
  • Mengawal distribusi barang dan jasa.
  • Mengamankan distribusi sarana produksi (saprodi) pertanian.
  • Implementasi program penanaman sayur-sayuran dan bumbu-bumbuan di pekarangan rumah tangga yang bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari rumah tangga .
  • Merealisasikan bantuan pertanian.
  • Penanggulangan hama dan OPT.
  • Mengurangi kegiatan-kegiatan yang merugikan masyarakat, seperti penimbunan.
  • Transparansi ketentuan untuk mengawal ekspektasi masyarakat.
  • Memantau kebutuhan (produksi dan konsumsi) bahan pokok penting, seperti gula pasir.
  • Meminimalisasi dampak anomali cuaca terhadap kualitas dan kuantitas produksi.

“Tim akan berkoordinasi untuk mengawal pergerakan inflasi hingga realisasi inflasiJatim pada 2011 dapat berada direntang proyeksi dengan dukungan dan koordinasi yang baik antara Bank Indonesia, pemerintah, dan pelaku usaha serta masyarakat umum,” ujar Wibisono.

Secara terpisah, Wakil Ketua Umum Kadin Jatim Deddy Suhajadi menuturkan, manajemen stok yang baik menjadi kunci pengelolaan inflasi. Manajemen penawaran dan permintaan harus diukur secara akurat agar terjadi keseimbangan pasar.

“Pemerintah juga harus serius membenahi matarantai perdagangan sejumlah komoditas pangan. Selama ini, panjangnya matarantai perdagangan membuat harga barang membengkak di pasar,” ujarnya.

”Jarak antara harga di petani dan di pasar lumayan jauh. Itu karena panjangnya matarantai perdagangan, yang di antaranya melibatkan para spekulan dan pedagang besar. Hal itu juga menjadi penjelas mengapa di saat harga bahan kebutuhan pokok melonjak drastis, kesejahteraan petani tetap stagnan,” pungkas Deddy.

(kbc5/kabarbisnis.com)

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim